Rabu, 24 September 2025
Deutsche Welle

Waspadai Cina, AS dan Uni Eropa Jalin Aliansi di Bidang Teknologi

Uni Eropa dan AS ingin mempererat hubungan menyusul kekhawatiran ekspansi Cina menjadi negara adidaya teknologi. Tetapi perpecahan…

Tentu saja topik yang menjadi isu besar dalam ruang negosiasi adalah bagaimana menghadapi gerak maju Cina.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan teknologi Cina telah tumbuh menjadi beberapa yang terbesar di dunia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di AS bahwa Beijing bisa saja mendominasi teknologi sensitif tertentu dan memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan strategis. Hal ini pulalah yang mendorong beberapa pengamat berbicara tentang munculnya "Perang Dingin Baru”.

Pemerintahan Biden yang didorong secara luas untuk mengambil sikap keras terhadap Beijing, telah menggambarkan TTC sebagai platform untuk AS dan UE supaya dapat menggabungkan kekuatan ekonomi dan politik guna melawan ambisi hegemoni Cina.

Sementara pejabat UE sangat ingin menekankan, aliansi baru itu harus mengutamakan tentang kerja sama dibanding menargetkan satu negara tertentu. Blok tersebut sejauh ini hanya mengambil langkah yang tidak terlalu konfrontatif terhadap Beijing. Kemungkinan dikarenakan beberapa dari 27 negara anggotanya memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan Cina.

"Meski begitu, gaya kepemimpinan Beijing yang semakin otoriter sama-sama membuat pejabat di Washington dan Brussels khawatir", demikian kata Stormy-Annika Mildner, direktur eksekutif lembaga think tank Aspen Institute Jerman.

"Kedua belah pihak merasakan ancaman yang lebih besar dari Cina, dan kebutuhan yang lebih besar untuk bekerja sama,” kata Mildner.

Hal itu pulalah yang mungkin membuat TTC ini berbeda dari upaya trans-Atlantik sebelumnya yang dimulai di masa kepemimpinan George W. Bush atau Barack Obama, tambah Mildner.

"Dunia kita sekarang sudah benar-benar berbeda dari waktu itu, dan Cina jadi salah satu penyebab utamanya,” kata Mildner.

Kolaborasi dalam krisis?

Salah satu bidang di mana kedua belah pihak (AS dan UE) berharap dapat mencapai kesepakatan adalah di bidang produksi semikonduktor. Pembuatan chip kecil berteknologi tinggi ini terkenal sangat rumit, karena mencakup ratusan prosedur, dan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya. Tidak hanya itu, pembuatannya juga membutuhkan pabrik bernilai miliaran.

Cina di sisi lain telah mendeklarasikan, salah satu prioritas nasional utama mereka adalah dapat segera menjalankan seluruh produksi semikonduktor di dalam negeri – sesuatu yang saat ini tidak mampu dilakukan oleh negara mana pun.

Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa pejabat AS dan Eropa begitu berhati-hati mengawasi bagaimana perusahaan milik Cina memborong perusahaan-perusahaan pembuat chip di seluruh dunia.

Di TTC, para pejabat akan berbicara tentang bagaimana menangani investasi asing dalam industri semikonduktor. Mereka juga akan membahas bagaimana mengkoordinasikan rencana mereka sendiri tentang cara agar UE dan AS dapat mengurangi ketergantungan terhadap rantai pasokan global.

Menurut Jan-Peter Kleinhans, ahli semikonduktor dari think tank Stiftung Neue Verantwortung, AS dan UE harus berpikir tentang bagaiamana berkolaborasi dengan lebih baik dalam penelitian dan pengembangan teknologi baru.

Kleinhans mengingatkan, dalam menangani krisis chip global, hanya sedikit yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Tentu jika uang rakyat dibelanjakan dengan benar, mungkin dapat membantu mendongkrak kapasitas produksi baru. Tapi untuk mengatasi kelangkaan saat ini, perlu tindakan lebih jauh, kata Kleinhans. "Seperti membuat rantai pasokan global lebih transparan atau menghentikan kenaikan harga bahan baku yang memperburuk krisis.”

"Hal itu hanya bisa dilakukan oleh perusahaan,” ujarnya. "Dan itulah mengapa tidak ada yang benar-benar tahu kapan kita akan keluar dari krisis ini,” pungkasnya.

gtp/as

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan