Virus Corona
Tak Mau Divaksin, Pasangan asal Virginia Meninggal karena Covid-19, Tinggalkan Keempat Anaknya
Pasangan suami istri asal Virginia, AS yang menolak divaksinasi, meninggal akibat Covid-19.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Pasangan suami istri asal Virginia, AS yang menolak divaksinasi, meninggal akibat Covid-19.
Dilansir Insider, mereka meninggalkan empat anak mereka yang masih remaja.
Kerabat mereka sudah mencoba mengajak mereka untuk divaksin, tapi tak berhasil.
Kevin dan Misty Mitchem sama-sama tertular Covid-19.
Keduanya dirawat di rumah sakit.
"Mereka hanya curiga (terhadap vaksin)," ujar Mike Mitchem, saudara Kevin, kepada Richmond Times-Dispatch.
"Mereka melakukan apa yang mereka dengar dan baca di internet."
Data dari CDC menunjukkan bahwa vaksin dua suntikan Pfizer dan Moderna sangat efektif dalam mencegah infeksi Covid-19.
Baca juga: Amerika Serikat Buang 15 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sejak Maret, Ini Alasannya
Baca juga: Pasokan Pfizer untuk Vaksinasi Booster di Jepang Didistribusikan Paling Lambat Akhir Januari 2022

Sekitar 61,9% populasi Virginia telah divaksinasi penuh, dibandingkan dengan 56,8% populasi AS yang divaksinasi penuh, menurut data CDC.
Kevin (48) diminta mengisolasi diri di rumah setelah dia dinyatakan positif COVID-19, kata Mike kepada Times-Dispatch.
Tak lama setelah itu, Misty, yang berusia 46 tahun dan menderita diabetes, juga jatuh sakit.
Misty dilarikan ke Rumah Sakit Mary Washington di Fredericksburg dan memakai ventilator.
Dia meninggal tak lama setelah itu, tepatnya pada 23 September, menurut Times-Dispatch.
Baca juga: FDA Sebut Vaksin Covid-19 Moderna Tidak Memenuhi Syarat untuk Dijadikan Booster: 2 Dosis Sudah Kuat
Baca juga: Pfizer-BioNTech Minta Regulator AS Setujui Vaksin untuk Anak-anak Usia 5 sampai 11 Tahun
"Itu terjadi begitu cepat," kata Mike kepada outlet tersebut.
Don Mitchem, ayah Kevin, mengatakan Kevin meneleponnya ketika Misty dilarikan ke rumah sakit dan ketika ia juga harus pergi ke rumah sakit, menurut NBC 4.
Don pergi ke rumah sakit untuk menemui Kevin sebelum dia memakai ventilator.
"Dia berkata, 'Ayah, aku takut mati,'" Don mengatakan kepada NBC 4.
Don lalu menyuruh Kevin untuk menelepon ibunya, Terry.
"Dia menelepon saya dan berkata, 'Bu, aku mencintaimu dan aku berharap aku divaksin,'" kata Terry kepada NBC 4.
"Tentu saja saya mengatakan kepadanya, 'Ini sudah lewat. Kau tidak bisa berbuat apa-apa'."
Baik Don maupun Terry sudah mendapatkan suntikan booster.
Kedua telah mencoba meyakinkan Kevin dan Misty untuk divaksinasi juga.
Mike menyebut mencatat bahwa Kevin "sehat" dan "sangat aktif,".
Tetapi COVID-19 merusak paru-parunya yang tidak dapat diperbaiki, Times-Dispatch melaporkan.
Dia meninggal pada 8 Oktober.
Baca juga: Kemenkes: Pemberian Vaksin Booster untuk Lansia Direncanakan Tahun 2022
Baca juga: Biden: FDA dan CDC Akan Putuskan Soal Izin untuk Vaksin Booster J&J Beberapa Minggu Mendatang
Mike mengatakan dia merasa marah atas kematian saudaranya.
"Bagian dari rasa sakit kami adalah kemarahan," kata Mike kepada Times-Dispatch.
"Kemarahan karena orang masih belum mendapatkan vaksin."
Kevin dan Misty meninggalkan empat anak mereka, berusia 11 hingga 17 tahun.
Kevin juga memiliki seorang putri yang lebih tua dan juga seorang cucu lelaki.
"Dia memiliki segalanya untuk hidup," kata Mike kepada Times-Dispatch tentang saudaranya.
"Dia memiliki lima anak dan seorang cucu, dan sekarang mereka semua telah kehilangan dia."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)