Waspada Osteoporosis: Penyakit Senyap yang Gerogoti Massa Tulang
Osteoporosis perlu diwaspadai karena menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 50 persen kejadian patah tulang panggul bisa menyebabkan…
Menurut Kementerian Kesehatan, pada tahun 2013, prevelensi osteoporosis perempuan yang berusia 50-80 tahun di Indonesia ialah 23%. Sedangkan prevelensi osteoporosis perempuan berusia 70-80 tahun ialah 53%.
Dr. Eka mengingatkan bahwa perempuan memang lebih rawan terkena osteoporosis. Saat menjelang menopause atau bahkan telah menopause, jumlah hormon estrogen di dalam tubuh perempuan akan menurun. Penurunan jumlah hormon estrogen inilah yang akan menyebabkan pengeroposan tulang.
"Salah satu fungsi hormon estrogen ialah pembentukan atau metabolisme tulang. Ketika estrogennya turun, otomatis tulangnya akan terpengaruh," katanya. "Oleh karena itu, jangan heran, wanita-wanita yang menjelang menopause, banyak keluhan-keluhan nyeri tulang dan nyeri bahu."
Jangan kebanyakan 'mager'
Menurut Dr. Eka, aktivitas fisik itu penting. Oleh karena itu, ia melarang orang untuk terlalu sering berbaring karena ini akan semakin mempercepat terjadinya osteoporosis.
"Kalau tulang tidak dipakai dan orang itu berbaring terus, dipastikan tulang akan keropos," kata dr. Eka. "Intinya adalah tidak boleh diam."
Aktivitas fisik seperti olahraga perlu dilakukan minimal 30 menit dalam satu hari, tetapi jenis olahraga yang dipilih harus disesuaikan dengan usia. Orang dengan usia 20 atau 30-an bisa melakukan latihan angkat beban. Akan tetapi, bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, melakukan olahraga osteoporosis seperti jalan kaki saja sudah cukup.
Senada dengan dr. Eka, dr. Michael juga mengatakan bahwa jalan kaki itu penting. Namun, ia menyarankan agar membawa beban ketika sedang berjalan kaki. Misalnya, menggendong ransel dan membawa botol kecil di tangan kanan dan tangan kiri.
"Itu dapat melatih tungkai, panggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan," katanya. "Tampaknya seperti berjalan biasa. Tetapi, di dalam gerakan itu, terkandung tindakan untuk menjaga tulang kita untuk tetap padat."
Latihan apa yang bisa membantu?
Dokter Michael Triangto dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran mengatakan untuk menjaga kekuatan tulang, gerakan-gerakan yang bisa memberi tekanan pada sumbu atau axis pada tulang perlu dilakukan. Ketika kedua telapak tangan dalam posisi berdoa, misalnya, kedua telapak tangan perlu ditekan selama 10 atau 20 detik. Gerakan ini penting untuk memperkuat pergelangan tangan.
"Tiga titik yang sering menjadi penanda apakah kita mengalami keropos tulang atau tidak ialah pergelangan tangan, panggul, dan tulang belakang," ujarnya.
Gerakan mendorong dinding juga dianjurkan. Di dalam gerakan ini, berdirilah dengan jarak kira-kira setengah meter dari dinding yang kokoh. Kemudian, letakkan kedua telapak tangan ke dinding dalam posisi condong dengan jarak kedua tangan selebar bahu. Kemudian lakukan gerakan menekan seperti sedang mendorong.
"Ini disebut close chain exercise atau rantai tertutup. Ketika kita mendorong dinding, dinding itu akan meneruskan tekanan pada telapak kaki kita. Telapak kaki kita akan tertekan mengikuti tulang paha, tulang kering, tulang belakang, dan kembali ke tangan lagi," kata dr. Michael. Latihan itu tidak hanya untuk kekuatan pergelangan tangan, tetapi juga panggul, tulang paha, dan tulang belakang.
Selain itu, yang juga harus dihindari adalah kerja berlebihan atau overwork dan pola hidup tidak sehat perlu dihindari, seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. (ae)