Manajer Pabrik di Pakistan Dianiaya hingga Tewas oleh Massa yang Menuduhnya Menistakan Agama
Ratusan orang di Pakistan ditangkap atas dugaan penganiayaan hingga tewas terhadap manajer pabrik asal Sri Lanka yang dituduh menistakan agama.
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Pravitri Retno W
Menurut Rehman, orang yang menganiaya korban adalah mereka yang tidak mau bekerja.
Korban hanya meminta pekerja untuk bekerja secara jujur, tetapi beberapa pekerja tak terima dengan perintah itu, lalu membunuh korban dengan dalih penistaan.
"Orang yang membunuhnya adalah orang yang tidak mau bekerja dan dia hanya meminta mereka untuk bekerja dengan jujur sehingga mereka membunuhnya dengan dalih penistaan. Hukum ini disalahgunakan oleh orang-orang seperti itu," kata Rehman.
Sementara itu, Malik Naseem Awan, seorang warga dan pengacara di Sialkot, sebuah distrik di provinsi Punjab tengah sekitar 200 kilometer, Islamabad, tempat serangan itu terjadi, mengatakan dia khawatir tentang dampaknya terhadap citra negara.
"Saya tidak bisa mengatakan betapa malunya saya. Akan berbeda jika seseorang melakukan ini secara individu tetapi orang-orang yang hadir di sana menontonnya dengan diam-diam, dan tidak ada yang mencoba menyelamatkannya," kata Awan.
Hal serupa disampaikan Perdana Menteri, Imran Khan, yang menyebutnya sebagai hari memalukan bagi Pakistan.
Seorang pejabat senior Pakistan mengatakan Islamabad telah berhubungan dengan diplomat Sri Lanka atas insiden itu.
Islambad memastikan Sri Lanka, semua yang terlibat dalam kejahatan keji akan dibawa ke pengadilan.
Untuk diketahui, beberapa isu yang menggembleng di Pakistan sebagai penistaan, dan bahkan sedikit saja penghinaan terhadap Islam dapat meningkatkan protes dan menghasut 'main hakim'.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan tuduhan penistaan agama seringkali dapat digunakan untuk menyelesaikan dendam pribadi, dengan sebagian besar minoritas menjadi sasaran.
Baca juga artikel lain terkait Pakistan
(Tribunnews.com/Rica Agustina)