Selasa, 19 Agustus 2025

Gembong Narkoba Meksiko Gunakan Mayat Bayi untuk Selundupkan Narkotika

Penemuan bayi tersebut kembali mengemukakan isu penjara yang menjadi pusat aktivitas kriminal di Meksiko.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-inlihat foto Gembong Narkoba Meksiko Gunakan Mayat Bayi untuk Selundupkan Narkotika
NET
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, MEKSIKO -  Kota Puebla, Meksiko digegerkan penemuan mayat bayi di penjara dua pekan lalu.

Jasad bayi tiga bulan itu diduga digunakan kartel untuk menyelundupkan narkoba ke penjara.

Insiden ini terjadi di penjara San Miguel, Puebla.

Penjara itu dikenal overkapasitas dan diduga dikuasai napi yang bekerja sama dengan pejabat korup.

Reinserta, organisasi non-profit yang berfokus pada perlindungan anak-anak dari kekerasan, menduga itu adalah ulah kartel sebagai modus penyelundupan narkoba.

Reinserta pun mendesak pemerintah melakukan penyelidikan secara transparan.

Baca juga: Polisi: Penjara Manusia di Rumah Bupati Langkat untuk Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Penemuan bayi tersebut kembali mengemukakan isu penjara yang menjadi pusat aktivitas kriminal di Meksiko.

Penjara yang dikelola pemerintah, termasuk di San Miguel, diduga kuat “dikelola sendiri” oleh para napi.

Dugaan itu diperkuat dengan sederet sipir dan pejabat lapas yang terbukti korupsi atau menerima suap.

Gubernur Puebla Miguel Barbosa Huerta pun berjanji akan menuntaskan kasus serta menyebut “banyak hal buruk akan diungkap secara tuntas.”

Pada 23 Januari 2022, misteri penemuan bayi itu mulai menemui titik terang.

Identitas korban sudah diketahui dan otoritas mengaku telah mengidentifikasi pelaku.

Kronologi

Pada 10 Januari 2022, seorang tahanan di penjara San Miguel sedang mengais-ngais botol di tempat sampah.

Ia kemudian menemukan mayat bayi dengan bekas operasi di perutnya lalu melapor ke otoritas.

Menurut laporan El Pais, penemuan mayat bayi itu pertama kali dilaporkan oleh surat kabar lokal, Econsulta pada 11 Januari 2022.

Namun, kasus ini hampir terlupakan sebelum Reinserta memulai kampanye nasional untuk menuntut kasus itu dituntaskan.

Otoritas Puebla sendiri bungkam atas penemuan itu hingga setidaknya seminggu usai kejadian.

Kasus tersebut membuat pengelolaan penjara di Meksiko kembali disorot. El Pais melaporkan, isu korupsi dan kriminalitas di penjara negeri Meksiko bukanlah hal baru.

Penjara seperti San Miguel punya masalah kronis overkapasitas dan korupsi. Berbagai kalangan menuduhnya sebagai pusat peredaran narkoba dan perdagangan manusia.

Geng kriminal yang menguasai penjara dilaporkan tetap bisa menjalankan bisnis dari balik jeruji.

Mereka bahkan disebut bisa mengelola jejaring prostitusi sendiri.

Identitas bayi yang ditemukan di San Miguel terungkap dan pihak keluarga telah berbicara kepada media.

Bayi itu diketahui bernama Tadeo, lahir pada 4 Oktober 2021.

Tadeo meninggal pada 5 Januari 2022 karena komplikasi penyakit pencernaan. Ia sempat menjalani enam kali operasi perut.

Orang tua Tadeo menguburkannya di wilayah Iztapalapa, Mexico City, sekitar 140 kilometer dari Puebla.

Orang tuanya mulai curiga usai menyimak pemberitaan jasad bayi yang ditemukan di penjara dengan bekas luka operasi perut. Usianya sama.

Sang ayah pun membongkar makam anaknya di Iztapalapa. Kuburannya kosong dan kecurigaannya kemudian terkonfirmasi: jasad Tadeo dicuri dan dibawa ke Puebla.

Pelaku teridentifikasi

Kejaksaan Negeri Puebla melaporkan bahwa tersangka pencurian dan pembuangan bayi Tadeo telah diketahui identitasnya, Minggu (23/1/2022).

Namun, otoritas enggan membeberkan lebih jauh mengenai pelaku.

Sebagaimana diwartakan La Jornada, otoritas kejaksaan tidak membeberkan detail investigasi karena masih berlangsung dan bersifat rahasia.

Kejaksaan Puebla mengumumkan bahwa motif, identitas pelaku, dan modus pencurian bayi hingga membuangnya ke penjara akan diumumkan kemudian.

Akan tetapi, sejumlah pihak mengkritik otoritas yang dituding tidak transparan dalam kasus ini.

Reinserta bahkan menuduh pemerintah mengancam pihak keluarga korban.

Menurut Direktur Reinserta Saskia Nino de Rivera yang melakukan kontak dengan keluarga, mereka diancam dan memutuskan untuk tidak berkomentar lebih lanjut kepada pers.

Sejumlah pihak pun menyoroti kasus ini dengan mengkritik pemerintah Meksiko. Pembuangan mayat Tadeo disebut sebagai konsekuensi dari korupsi dan impunitas yang menggerogoti Meksiko.

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan