POPULER Internasional: Remaja yang Ditolak Orang Tuanya Meninggal | Pelanggaran Lockdwon PM Inggris
Berita populer Internasional, di antaranya seorang remaja asal China yang ditolak oleh orang tua kandungnya dua kali, ditemukan meninggal dunia.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Seorang remaja asal China yang ditolak oleh orang tua kandungnya dua kali, ditemukan meninggal dunia. Ada dugaan bunuh diri.
Di Prancis, seorang dokter harus berurusan dengan hukum karena menjual hasil rontgen korban penembakan di OpenSea.
Mengenai isu invasi Rusia, pemimpin Ukraina sebut hal itu tak akan terjadi.
Sementara itu, PM Inggris diduga gelar pesta miras saat lockdown Covid-19.
Berikut berita populer internasional selengkapnya.
1. Remaja yang Ditolak 2 Kali oleh Orang Tua Kandungnya Ditemukan Meninggal Dunia, Tinggalkan Catatan
Remaja laki-laki yang "ditolak" dua kali oleh orang tua kandungnya ditemukan tak bernyawa di sebuah pantai di provinsi Hainan, China pada Senin (24/1/2022) pagi.
Liu Xuezhou (17) pernah dijual orang tuanya saat bayi.
Ia berhasil menemukan orang tua kandungnya tahun lalu tetapi kembali ditolak.
Liu diduga mengakhiri hidupnya sendiri setelah menerima banyak bully-an di media sosial.
Sebelum meninggal, Liu meninggalnya catatan panjang di Weibo, yang membuat netizen khawatir akan keselamatannya.
Polisi di Kota Sanya kemudian melakukan pencarian terhadap remaja tersebut setelah diperingatkan oleh publik.
Liu ditemukan oleh orang-orang yang mencari dirinya setelah membaca postingannya di media sosial.
Baca juga: Remaja di China Gugat Orang Tuanya ke Pengadilan Karena Dijual ke Orang Lain Waktu Masih Bayi
Baca juga: Setelah 14 Tahun Mencari, Orang Tua di China Akhirnya Menemukan Putranya yang Diculik

Liu sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong.
Dilaporkan South China Morning Post, Liu Xuezhou menjadi perhatian di China setelah kisahnya viral.
Semuanya dimulai pada awal Januari lalu ketika ia memposting kisahnya di media sosial Weibo dan Douyin.
2. Dokter di Prancis Jual NFT Hasil Rontgen Korban Penembakan, Kini Harus Berurusan dengan Hukum
Seorang ahli bedah senior di Prancis harus berurusan dengan hukum setelah menjual hasil rontgen pasien penembakan sebagai NFT.
Dilansir France24, pasien tersebut merupakan korban serangan di sebuah konser di Bataclan, Paris pada 2015.
Ahli bedah ortopedi Emmanuel Masmejean, yang melakukan praktik di RS Umum Georges Pompidou pertama kali dilaporkan oleh situs Mediapart lantaran menjual hasil x-ray sebagai NFT.
Gambar itu menujukkan sebuah peluru Kalashnikov bersarang di lengan bawah seorang pasien.
Baca juga: Mengenal ArtFi, Langkah Inovatif UniArts untuk Kembangkan NFT Seni Rupa
Baca juga: Ikuti Tren Ghozali Everyday, Lamborghini Kini Jualan NFT, Segini Harganya

NFT tersebut dijual seharga $2.776 (Rp 39,8 juta) di platform OpenSea.
Dalam deskripsinya, dokter bedah itu menuliskan pasien memiliki "fraktur terbuka lengan kiri".
"(Pasien) mengalami patah tulang lengan kiri bawah dengan sisa peluru Kalachnikov di jaringan lunak," bunyi deskripsi pada laman OpenSea.
Atas tindakannya itu, Masmejean kini menghadapi tuntutan pidana dan pelanggaran etik.
Kepala rumah sakit umum Paris, Martin Hirsch, menyebut tindakan Masmejean sebagai skandal yang memalukan, dalam cuitannya pada Sabtu (22/1/2022).
"Tindakan ini bertentangan dengan praktik profesional yang sehat, membahayakan kerahasiaan medis, dan bertentangan dengan nilai-nilai AP-HP (rumah sakit Paris) dan layanan publik," cuit Hirsch.
3. Pemimpin Ukraina Yakinkan Warganya Invasi Rusia Tak akan Terjadi: Tidurlah yang Nyenyak
Para pemimpin Ukraina berusaha meyakinkan warganya invasi dari negara tetangga, Rusia tidak akan terjadi, Selasa (25/1/2022).
Meski demikian, Ukraina mengakui ancaman dari Rusia nyata adanya dan mereka tetap bersiap, yakni dengan menerima kiriman peralatan militer Amerika Serikat (AS) untuk menopang pertahanan mereka.
Ukraina, bagaimanapun, telah berusaha untuk memproyeksikan ketenangan.
Berbicara dalam pidato televisi kedua di negara itu dalam beberapa hari, Presiden Volodymyr Zelensky mendesak Ukraina untuk tidak panik.
"Kami cukup kuat untuk menjaga semuanya tetap terkendali dan menggagalkan setiap upaya destabilisasi," kata Volodymyr Zelenskyy seperti dikutip AP News.
Baca juga: Joe Biden: AS Bisa Beri Sanksi ke Vladimir Putir Jika Invasi Ukraina
Baca juga: Pantau Pergerakan Militer Rusia di Perbatasan Ukraina, AS Siap Kerahkan 8.500 Tentara
Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov mengatakan kepada parlemen bahwa sampai hari ini, tidak ada alasan untuk percaya Rusia akan menyerang dalam waktu dekat.
Oleksii Reznikov menambahkan pasukannya belum membentuk kelompok pertempuran untuk memaksa melewati perbatasan.
"Jangan khawatir, tidurlah yang nyenyak. Tidak perlu mengemasi tasmu," katanya.
Namun, dalam sebuah wawancara pada Senin malam, dia mengakui skenario berisiko mungkin terjadi.
Seperti diketahui, Rusia telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat Ukraina dalam beberapa pekan terakhir dan mengadakan latihan militer di beberapa lokasi di Rusia.
4. PM Inggris Boris Johnson Diduga Gelar Pesta Miras hingga Ultah saat Lockdown Covid-19
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson berada dalam tekanan setelah kantornya mengakui pertemuan Downing Street untuk merayakan ulang tahunnya pada 2020 lalu.
Perayaan ulang tahun pada 19 Juni 2020 itu berlangsung pada sore hari dan digelar istri PM Johnson, lapor ITV News.
Dilansir Al Jazeera, ada sekitar 30 orang di acara tersebut, salah satunya desainer interior apartemen PM Johnson yang bukan merupakan staf perdana menteri.
Pesta itu berlangsung sekitar 20 hingga 30 menitan.
Baca juga: 70 Tahun Elizabeth Jabat Ratu Inggris: Skandal Keluarga hingga Monarki Ingin Digulingkan
Baca juga: Bye Bye Masker dan Paspor Covid, Boris Johnson Umumkan Berakhirnya Pembatasan Plan B di Inggris

"Sekelompok staf yang bekerja di No 10 (Kantor PM Inggris) hari itu berkumpul sebentar di Ruang Kabinet setelah pertemuan untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Perdana Menteri."
"Dia (PM Johnson) ada di sana kurang dari sepuluh menit," kata Downing Street dalam sebuah pernyataan sebagai tanggapan atas laporan tersebut.
Sementara itu, ITV dan Independent melaporkan bahwa keluarga serta teman-teman perdana menteri merayakan ulang tahunnya di apartemen.
Namun hal itu disanggah Downing Street.
Johnson belakangan ini menghadapi sederet tuduhan pesta minuman keras yang digelar saat Inggris memberlakukan lockdown pada 2020 dan 2021.
Acara pesta tersebut melanggar aturan pengendalian Covid-19 yang ditetapkan pemerintah Inggris sendiri.
(Tribunnews.com)