Pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Qurayshi tewas dalam operasi militer di Suriah, kata AS
Abu Ibrahim al-Qurayshi disebut meledakkan diri beserta keluarganya dalam operasi militer AS yang sudah direncanakan selama berbulan-bulan.
Presiden Biden diberi pengarahan tentang rencana operasi ini secara terperinci pada Desember lalu.
Ia memberikan lampu hijau penyerbuan oleh pasukan khusus pada Selasa (01/02) dan memantaunya secara langsung dari ruang situasi Gedung Putih. Beberapa helikopter tiba di Atmeh sekitar tengah malam waktu setempat (05:00 WIB) pada Kamis (03/02).
Sumber-sumber lokal mengatakan pasukan khusus AS mendapatkan perlawanan sengit di lapangan, dan mereka ditembaki dengan senjata anti-pesawat yang dipasang di atas kendaraan. Suara baku tembak terdengar selama dua jam, sebelum helikopter pergi.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan pasukan AS berhasil mengevakuasi 10 orang dari rumah itu, termasuk delapan anak.
Baca juga:
Mereka yang tewas dalam serangan termasuk salah satu deputi Qurayshi dan istrinya--keduanya sempat menembaki pasukan AS.
Selain itu, Kirby mengatakan bahwa pasukan AS berhadapan dengan sekelompok orang yang mendekati area itu selama misi berlangsung dan "dianggap sebagai musuh", yang berujung pada tewasnya dua orang dari mereka.
"[Tindakan] itu mengakibatkan berakhirnya aktivitas permusuhan," katanya, seraya menambahkan bahwa "tampaknya seakan-akan seorang anak juga tewas" di dekat lokasi pertempuran.
Namun, Kirby menambahkan bahwa AS tidak "punya pengetahuan yang utuh tentang setiap orang yang tewas".
Ketika diserbu, Qurayshi meledakkan sebuah alat peledak di lantai tiga rumah, yang menewaskan dirinya sendiri beserta istri dan dua anaknya. Presiden Biden menjabarkan itu sebagai "tindakan pengecut terakhirnya".
Qurayshi kemudian diidentifikasi "melalui sidik jari dan analisis DNA", kata Kirby.
Taktik meledakkan diri juga digunakan oleh Abu Bakr al-Baghdadi ketika mengadang pasukan AS pada 2019.
Al-Baghdadi membunuh dirinya sendiri dan tiga anak dengan meledakkan rompi peledak ketika tempat persembunyiannya, yang berjarak hanya 16km dari Atmeh, diserbu pasukan khusus AS.
Tim penyelamat White Helmets, juga dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah, mengatakan mereka menemukan mayat enam anak dan empat perempuan di rumah yang menjadi sasaran dalam serangan tersebut.