Selasa, 7 Oktober 2025
Deutsche Welle

AS dan Uni Eropa Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia atas Krisis Ukraina

Presiden AS mengumumkan sanksi keuangan terhadap bank-bank Rusia sebagai respons atas langkah "awal invasi Rusia ke Ukraina". Sementara…

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat siap untuk terus menekan Rusia melalui sanksi, jika Moskow terus meningkatkan agresinya terhadap Ukraina.

Pada konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Blinken mengatakan Rusia telah menunjukkan "penolakan besar-besaran terhadap diplomasi." Dia juga telah membatalkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang direncanakan pada Kamis (24/02) di Jenewa.

"Kami tidak akan membiarkan Rusia mengklaim kepura-puraan diplomasi pada saat yang sama mempercepat perjalanannya ke jalur konflik dan perang," kata Blinken, sambil menggambarkan tindakan Rusia di Ukraina sebagai "ancaman terbesar bagi Eropa sejak Perang Dunia II."

Blinken juga membiarkan pintu terbuka untuk diplomasi, dengan mengatakan, "Jika pendekatan Moskow berubah, saya tetap siap untuk terlibat."

Pentagon: Putin masih bisa menghindari perang

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin "masih bisa menghindari perang pilihan yang tragis."

Berbicara dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Austin mengatakan bahwa Washington akan terus bekerja sama dengan Kiev dan sekutunya "dalam mencoba menemukan cara untuk menghindari konflik lebih lanjut."

"Pesan saya sederhana: Ukraina yang kuat adalah pencegahan terbaik Rusia."

Putin: Perjanjian Minsk 'tidak ada lagi'

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara kepada wartawan setelah anggota parlemen menyetujui pengerahan pasukan Rusia di luar negeri. Ditanya tentang perjanjian Minsk, Putin mengatakan, "Perjanjian Minsk tidak ada sekarang, kami mengakui DNR dan LNR," katanya, menggunakan singkatan untuk wilayah separatis Donetsk dan Luhansk.

"Perjanjian Minsk dihancurkan jauh sebelum pengakuan kemarin," ucapnya, seraya menyalahkan Ukraina atas pelanggaran gencatan senjata.

Putin juga mencantumkan beberapa tuntutan untuk mengakhiri krisis. Dia menyerukan pengakuan internasional atas Krimea sebagai bagian dari Rusia, diakhirinya tawaran keanggotaan NATO di Ukraina, dan penghentian pengiriman senjata di sana.

"Solusi terbaik untuk masalah ini adalah jika otoritas Kiev saat ini menolak untuk bergabung dengan NATO dan mempertahankan netralitas," kata Putin.

Dia mengklaim bahwa pencaplokan Semenanjung Krimea Ukraina oleh Rusia pada tahun 2014 harus diakui sebagai cerminan sah dari pilihan penduduk setempat.

Peringatan Sekjen NATO soal serangan Rusia 'skala penuh'

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengulangi peringatan bahwa Rusia sedang merencanakan "invasi lebih lanjut" ke Ukraina.

"Setiap indikasi adalah bahwa Rusia terus merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina," kata Stoltenberg dalam konferensi pers.

"Kami melihat semakin banyak pasukan yang bergerak keluar dari kamp dan berada dalam formasi tempur dan siap menyerang," tambahnya.

Stoltenberg menyebut perkembangan terakhir sebagai "eskalasi serius oleh Rusia dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional."

"Kami terus menyerukan Rusia untuk mundur ... tidak ada kata terlambat untuk tidak menyerang."

ha/pkp (AFP, AP, dpa, Reuters)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved