Konflik Rusia Vs Ukraina
Para Pemimpin Dunia Kutuk Invasi Rusia ke Ukraina
Invasi skala penuh yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin di timur Ukraina dikecam beberapa negara.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengutuk serangan Rusia di Ukraina sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional" yang "tidak dapat dibenarkan oleh apapun".
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengutuk tindakan Rusia, mengatakan kepada Putin untuk "membawa pasukan Anda kembali ke Rusia".
“Atas nama kemanusiaan, jangan biarkan perang dimulai di Eropa yang bisa menjadi perang terburuk sejak awal abad dengan konsekuensi tidak hanya menghancurkan Ukraina, tidak hanya tragis bagi Federasi Rusia tetapi dengan dampak yang bahkan tidak dapat diramalkan. ”
Baca juga: Invasi Rusia Ke Ukraina, Komisi I DPR: Junjung Tinggi Kedaulatan Negara, Patuhi Hukum Internasional
Britania Raya
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengaku terkejut dengan peristiwa mengerikan di Ukraina dan telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membahas langkah selanjutnya.
"Presiden Putin telah memilih jalan pertumpahan darah dan kehancuran dengan meluncurkan serangan tak beralasan ini ke Ukraina," cuit Johnson.
Republik Ceko
Menteri Luar Negeri Jan Lipavsky mengatakan serangan Rusia ke Ukraina adalah "tindakan agresi barbar" dan bahwa negaranya akan merespons bersama dengan sekutunya,
Keputusan Kremlin untuk melancarkan serangan yang sama sekali tidak beralasan tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional,” tulisnya di Twitter.
China
Kedutaan China di Ukraina mengatakan kepada warganya di Ukraina untuk tinggal di rumah sebagai tindakan pencegahan, menyusul pemboman beberapa kota Ukraina.
Baca juga: Ukraina Tuduh Putin Lakukan Invasi Skala Penuh, Infrastruktur Militer Jadi Sasaran Tentara Rusia

Polandia
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menuntut reaksi segera terhadap agresi Rusia di Ukraina, mencari sanksi "sekeras mungkin".
"Kita harus segera menanggapi agresi kriminal Rusia di Ukraina," cuit Morawiecki.