Konflik Rusia Vs Ukraina
Sumpah Presiden Ukraina usai Pasukan Rusia Tembaki Pengungsi: Tak Ada Tempat yang Tenang bagi Anda
Presiden Ukraina Vloldymyr Zelensky bersumpah akan mengukum siapa saja yang bersikap kejam, di tengah pasukan Rusia menembaki pengungsi.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Aksi tentara Rusia yang menembaki para pengungsi perang mendapat kecaman keras dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Zelensky telah bersumpah akan membalas kekejaman pasukan Rusia atas perbuatan yang dilakukan terhadap para warga sipil di tengah pelarian perang.
Dikatakannya, penembakan pasukan Rusia itu telah menewaskan sebuah keluarga muda di pinggiran kota Kiev.
Zelensky mengatakan dalam pidato videonya pada Minggu (6/3/2022) malam, "Mereka hanya berusaha keluar kota. Untuk melarikan diri. Seluruh keluarga."
"Berapa banyak keluarga seperti itu yang meninggal di Ukraina. Kami tidak akan memaafkan (pelaku penembakan). Kami tidak akan lupa. Kami akan menghukum semua orang yang melakukan kekejaman dalam perang ini."
Kepada pasukan Rusia di balik serangan itu, di kota Irpin di tepi barat ibu kota, Zelensky berkata, "Tidak ada tempat yang tenang di dunia ini bagi Anda, kecuali kuburan."
Ratusan warga sipil telah berkumpul di dekat jembatan di Irpin pada Minggu, berusaha melarikan diri dari ibu kota, dengan hanya selusin tentara Ukraina di sana, sebagaimana dilansir The Guardian yang mengutip New York Times.

Baca juga: Beri Efek Jera, Swiss Berencana Bekukan Aset Kripto Rusia di Wilayahnya
Baca juga: Tak Mau Jadi Budak Barat, PM Pakistan Tolak Tekanan untuk Ikut Kecam Rusia
Sebagian besar tentara Ukraina membantu warga sipil membawa barang bawaan mereka.
Tembakan mortir dari Rusia mulai agak jauh dari jembatan, sebelum mendekat jalan di mana warga sipil ditangkap di tempat terbuka.
Delapan orang tewas dalam serangan itu, termasuk seorang wanita, putra remajanya, dan seorang putri usia sekolah dasar, ditambah seorang teman keluarga.
Barang-barang mereka mereka berserakan di jalan.
Dalam sebuah rekaman yang memperlihatkan serangan itu, sekelompok pejuang tampak berusaha membantu keluarga tersebut.
Wali Kota Irpin menggambarkan melihat keempat orang itu terbunuh "di depan mata saya" saat sebuah peluru menghantam mereka.
"Itu kurang ajar, mereka monster. Irpin sedang berperang, Irpin belum menyerah," ujar Oleksandr Maskushyn di Telegram.
Ia juga menambahkan, sebagian kota itu sudah di bawah kendali pasukan Rusia.