Konflik Rusia Vs Ukraina
JPMorgan Chase & Co Gabung dengan Goldman Sachs Group Inc Mundur dari Rusia
JPMorgan Chase & Co menyusul Goldman Sachs Group Inc mundur dari Rusia, sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Miftah
Visa, Mastercard
Visa Inc dan Mastercard Inc telah menangguhkan operasi mereka di Rusia.
Masing-masing raksasa kartu kredit mendapat sekitar 4% dari pendapatan bersih dari bisnis yang terkait dengan negara tersebut.
Sekitar 3.000 pekerja Citigroup Inc di sana sejauh ini memberikan kehadiran terbesar dari bank besar AS mana pun di Rusia.
Al Jazeera melaporkan, perusahaan itu tengah meninjau operasi di sana, Rabu (9/3/2022).
Sebelumnya Citigroup Inc mengumumkan upaya untuk keluar dari bisnis konsumennya di Rusia,
"Sekarang mengoperasikannya dalam basis yang lebih terbatas mengingat keadaan dan kewajiban saat ini," kata Wakil Presiden Eksekutif urusan publik global, Edward Skyler dalam sebuah pernyataan.
Calon pelamar untuk operasi ritel Citigroup di Rusia sekarang dikenakan sanksi oleh pemerintah AS, menambah hambatan lain untuk penjualan yang direncanakan.
Dikatakan memiliki sekitar $9,8 miliar pinjaman, aset, dan eksposur lain yang terkait dengan Rusia, perusahaan lokal dan rekanan mereka, serta dengan Bank Rusia, pada akhir 2021.

Shell hentikan operasinya di Rusia
Shell mengatakan akan menarik diri sepenuhnya dari keterlibatan hidrokarbon Rusia sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina.
"Kami sangat menyadari bahwa keputusan kami minggu lalu untuk membeli minyak mentah Rusia, bukanlah keputusan tepat dan kami minta maaf," kata Chief Executive Shell Ben van Beurden, Selasa (8/3/2022).
Dilansir Al Jazeera, Shell membeli kargo minyak mentah Rusia dari pedagang Swiss Trafigura di jendela S&P Global Platts.
Kemudian dimuat dari pelabuhan Baltik dengan rekor terendah Brent dikurangi $28,50 per barel, kata para pedagang pada Jumat (4/3/2022).
Diwartakan Reuters, Shell pekan lalu mengatakan akan keluar dari semua operasinya di Rusia, termasuk kilang LNG Sakhalin 2 unggulan, di mana ia memegang 27,5 persen saham, dan yang 50 persen dimiliki dan dioperasikan oleh grup gas Rusia Gazprom.
Raksasa energi itu bergabung dengan sejumlah perusahaan, termasuk BP, yang mengatakan telah melepaskan 19,75 persen sahamnya di raksasa minyak Rusia Rosneft.
Baca juga: Apa Tuntutan Rusia untuk Akhiri Perang di Ukraina? Termasuk Soal Netralitas
Baca juga: Donasi Kripto untuk Ukraina Terus Melonjak, Berhasil Terkumpul 108 Juta Dolar AS
