Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Geram dengan Sanksi Singapura, Sarankan Hindari Isu yang Jauh dari Asia
Duta Besar Rusia untuk Singapura, Nikolay Kudashev mengritik keputusan Singapura menjatuhkan sanksi kepada Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Nuryanti
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden AS Joe Biden sepakat untuk memperkuat sanksi terhadap Rusia.
Dalam sebuah panggilan telepon pada Minggu (13/3/2022), kedua pemimpin dunia ini menegaskan kembali dukungannya terhadap Ukraina.
Baik Biden dan Macron akan bergabung dalam upaya untuk mengakhiri pertempuran, menurut pernyataan Istana Elysee.
Macron juga menyampaikan belasungkawa atas kematian jurnalis Amerika Brent Renaud yang meninggal saat meliput perang di Ukraina.
Tidak jelas sanksi apa yang dibicarakan keduanya.
Selama panggilan terpisah dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Macron merinci isi dari bantuan tambahan yang akan diberikan Uni Eropa kepada pemerintah Ukraina selama KTT Versailles.
Sehari sebelumnya, pemimpin Prancis itu berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencapai gencatan senjata.
Presiden Ukraina Desak Putin untuk Bicara
Para pejabat Ukraina bernegosiasi dengan pihak Rusia untuk memastikan pembicaraan langsung antar para pemimpin negara untuk mendorong diakhirinya perang, jelas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, pada Minggu (13/3/2022).
Pembicaraan terkait invasi ini dijadwalkan pada Senin (14/3/2022) pagi waktu setempat, secara daring.
Ukraina berulang kali mendesak Ukraina untuk mempertemukan Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin dinilai sebagai sosok yang menetapkan semua keputusan akhir.

Baca juga: Pasukan Rusia Tembak Mati Jurnalis AS di Ukraina, Gedung Putih Beri Tanggapan
Baca juga: Ramzan Kadyrov Temui Tentara Chechnya di Kyiv, Akui Militernya sebagai Bagian Pasukan Rusia
"Delegasi kami memiliki tugas yang jelas - melakukan segalanya untuk memastikan pertemuan para presiden; pertemuan yang saya yakin orang-orang tunggu," kata Zelensky dalam pidato video hariannya.
"Jelas, ini adalah cerita yang sulit, jalan yang sulit, tetapi jalan ini diperlukan. Dan tujuan kami adalah agar Ukraina mendapatkan hasil yang diperlukan dalam perjuangan ini, dalam pekerjaan negosiasi ini. Diperlukan untuk perdamaian dan keamanan."
Sebelumnya, Rusia mengatakan bahwa Kremlin tidak akan menolak pertemuan semacam itu, tetapi belum ada rincian lebih lanjut.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)