Konflik Rusia Vs Ukraina
Mengapa Beberapa Negara Ingin Tetap Bersahabat dengan Rusia di Tengah Invasi Moskow ke Ukraina?
Sejumlah ahli dan mantan pejabat AS membeberkan alasan mengapa beberapa negara tetap ingin bersahabat dengan Rusia di tengah invasi Moskow ke Ukraina.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Sri Juliati
“Ini, saya pikir, menggarisbawahi mengapa hal itu akan mempengaruhi kepentingan India untuk mencoba berbuat lebih banyak untuk mengakhiri perang ini,” kata Michael Kugelman, wakil direktur Program Asia di lembaga pemikir Wilson Center.
Baca juga: Daftar Negara Sekutu Rusia, India hingga China, Lawan Kekuatan Kremlin Bisa Merugikan Mereka
“Bukan dengan mengutuknya (Rusia) di depan umum, tetapi lebih dari itu. India diam-diam mencoba mendesak Rusia dan Ukraina, terutama Rusia, untuk berhenti (melakukan invasi),” ujarnya.
Bank sentral India sedang menjajaki pengaturan perdagangan dengan Moskow yang hanya akan menggunakan rupee India dan rubel Rusia, mengabaikan sanksi Barat, menurut Financial Times dan media lainnya.
India juga berencana membeli tiga juta barel minyak dari Rusia dengan harga diskon.
Langkah ini tentu saja membuat AS frustrasi.
2. Israel

Serangan Rusia terhadap Ukraina telah menempatkan Israel, sekutu setia AS, dalam posisi yang sulit.
Awalnya, Israel secara hati-hati mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Sejauh ini belum bergabung dengan negara demokrasi lainnya dalam menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Israel juga belum berjanji untuk mengirim senjata apapun ke Ukraina, meskipun drone buatan Israel bisa sangat membantu Kyiv dalam menangkis serangan Rusia.
Namun, Israel telah menawarkan menjadi mediator dalam konflik tersebut.
Baca juga: Australia Larang Ekspor Aluminium ke Rusia, Sanksi Lanjutan akibat Serangan di Ukraina
Sejak perang dimulai, Perdana Menteri Israel Naftali Bennet telah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow dan melakukan beberapa percakapan telepon dengannya, serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sejak Rusia mengerahkan pasukan ke Suriah untuk mendukung rezim Bashar Assad, Israel telah menjalin kesepahaman dengan Moskow yang memungkinkan pasukan Israel menyerang pengiriman senjata Iran ke Hizbullah di Lebanon atau milisi lain yang didukung Iran di Suriah, menurut mantan pejabat AS.
"Kami memiliki semacam batas dengan Rusia," ujar Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid bulan lalu, sesaat sebelum invasi.
Rusia adalah "kekuatan penting" di Suriah, kata Lapid, sehingga Israel berada dalam "situasi negara-negara Baltik".