Rabu, 3 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Biden dan Sekutu Bertemu di Brussels, NATO akan Pertimbangkan Jumlah Pasukan di Negara Baltik

Biden dan Sekutu bertemu di Brussels dan akan umumkan sanksi baru Rusia. NATO akan mempertimbangkan jumlah pasukan di negara Baltik, dekat Ukraina.

Editor: Daryono
AFP/MANDEL NGAN
Presiden AS Joe Biden. (MANDEL NGAN / AFP) - Biden dan Sekutu bertemu di Brussels dan akan umumkan sanksi baru Rusia. NATO akan mempertimbangkan jumlah pasukan di negara Baltik, dekat Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Joe Biden terbang ke Brussels, Belgia pada Rabu (23/3/2022) untuk bertemu sekutunya dalam rangka mendukung Ukraina.

Pembicaraan itu terjadi setelah juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak untuk mengesampingkan kemungkinan Rusia dapat menggunakan senjata nuklir dalam konflik.

Ia mengatakan kepada CNN Internasional negaranya akan mempertimbangkan untuk meluncurkan nuklir jika menghadapi ancaman eksistensial, dikutip dari NBC News.

Di Rusia, Presiden Vladimir Putin telah memperketat cengkeramannya di dalam negeri sambil memicu kekhawatiran dia mungkin beralih ke taktik yang lebih agresif di luar negeri.

Diketahui seorang kritikus terkemuka Kremlin, Alexei Navalny dijatuhi hukuman sembilan tahun lagi di koloni hukuman dengan keamanan maksimum yang diumumkan pada hari Selasa (22/3/2022).

Baca juga: Polandia Blacklist 45 Diplomat Rusia Terkait Dugaan Spionase, Warsawa Khawatir Serangan Rusia Meluas

Presiden AS Joe Biden berbicara selama pertemuan virtual tentang mengamankan rantai pasokan mineral penting di Auditorium Pengadilan Selatan dekat Gedung Putih di Washington, DC, pada 22 Februari 2022.
Presiden AS Joe Biden berbicara selama pertemuan virtual tentang mengamankan rantai pasokan mineral penting di Auditorium Pengadilan Selatan dekat Gedung Putih di Washington, DC, pada 22 Februari 2022. (Brendan SMIALOWSKI / AFP)

Presiden Biden berencana untuk membuat pengumuman dengan sekutu dan mitra Eropa tentang sanksi baru untuk Rusia, dikutip dari NPR.

AS juga akan memberi bantuan kemanusiaan baru untuk Ukraina dan jutaan pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran.

“Presiden melakukan perjalanan ke Eropa untuk memastikan kami tetap bersatu, untuk memperkuat tekad kolektif kami, untuk mengirim pesan yang kuat bahwa kami siap dan berkomitmen untuk ini selama diperlukan,” kata Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Biden.

"Akan ada hari-hari sulit di depan di Ukraina," kata Sullivan memperingatkan.

"Perang ini tidak akan berakhir dengan mudah atau cepat."

Baca juga: AS dan Sekutu Ingin Rusia Keluar dari Anggota G20, Kehadirannya Dinilai Bermasalah

NATO Pertimbangkan Pasukan di Negara Anggota Dekat Ukraina

Jake Sullivan juga mengatakan Biden berencana untuk membahas apakah lebih banyak pasukan diperlukan di wilayah tersebut, terutama dalam jangka panjang.

Agresi Rusia telah mendorong para pemimpin NATO untuk memeriksa kembali arah strategis jangka panjang.

Sekutu yang paling dekat dengan Rusia, termasuk Rumania dan tiga negara Baltik telah menekan NATO dan AS untuk menambah pasukan di negara mereka.

Jim Townsend, mantan wakil asisten sekretaris pertahanan untuk kebijakan Eropa dan NATO, berpendapat NATO juga harus fokus kembali pada Rusia setelah Biden mendorong mereka untuk lebih fokus pada tantangan baru yang ditimbulkan oleh China dan perubahan iklim.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan