Konflik Rusia Vs Ukraina
Biden dan Sekutu Bertemu di Brussels, NATO akan Pertimbangkan Jumlah Pasukan di Negara Baltik
Biden dan Sekutu bertemu di Brussels dan akan umumkan sanksi baru Rusia. NATO akan mempertimbangkan jumlah pasukan di negara Baltik, dekat Ukraina.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Daryono
Pada saat yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang akan berbicara pada pertemuan NATO dari Ukraina pada hari Kamis (17/3/2022), telah mendorong dukungan yang lebih defensif dari NATO.
Ian Lesser, wakil presiden dan direktur eksekutif Dana Marshall Jerman Amerika Serikat, mengatakan mungkin tidak ada banyak keinginan untuk melakukannya.
“Sebagian besar dukungan ke Ukraina yang telah diberikan sejauh ini benar-benar disampaikan di antara koalisi negara NATO, tetapi tidak harus disebut sebagai tindakan NATO, per se,” kata Lesser.
"Seiring berjalannya waktu, ada pertanyaan terbuka, apakah Rusia akan terus menoleransi jalur pasokan transfer senjata dan pengiriman bahan bakar ke Ukraina yang diselenggarakan dari wilayah NATO," kata Lesser.
Baca juga: Rusia Berharap Damai dengan Ukraina, tapi Tegaskan Tak Ada Tawar-Menawar demi Kepentingannya
Rusia akan Mendapat Sanksi Baru
AS dan ekonomi utama lainnya telah membekukan cadangan yang dipegang oleh bank sentral Rusia.
Beberapa bank besar Rusia telah ditutup dari SWIFT, sebuah sistem yang digunakan oleh bank-bank dunia untuk transaksi.
Pejabat dan oligarki yang dekat dengan Putin juga terkena sanksi atas aset mereka.
Sullivan mengatakan Biden dan sekutunya siap mengumumkan paket sanksi baru.
Selain akan mengumumkan sanksi baru, AS dan sekutunya juga menindak upaya Rusia menghindari sanksi yang ada, termasuk negara lain yang membantu Rusia.
Baca juga: Heboh Rencana Vladimir Putin Hadiri G20 di Bali, Disorot Banyak Media Asing, China Beri Dukungan
Hubungan Rusia dengan G-20 dan China akan menjadi fokus

Rusia telah menganeksasi Krimea pada tahun 2014, yang membuatnya dikeluarkan dari kelompok ekonomi utama G-8.
Sekarang ada saran agar Rusia dikeluarkan dari G-20 juga.
"Kami percaya bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa bagi Rusia di lembaga internasional dan di komunitas internasional," kata Jake Sullivan saat ditanya tentang debat G-20.
Namun dia mencatat Biden ingin berkonsultasi dengan sekutu dan mitra sebelum membuat pernyataan lebih lanjut.