Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Mengebom Sekolah di Luhansk Tempat Puluhan Orang Berlindung, 30 Warga Sudah Dievakuasi
Ukraina menuduh Rusia menjatuhkan bom di sebuah sekolah di wilayah Luhansk, tempat 90 orang berlindung.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina menuduh Rusia menjatuhkan bom di sebuah sekolah di wilayah Luhansk, tempat 90 orang berlindung.
Menurut laporan CNN, kepala administrasi militer wilayah Luhansk, Serhiy Hayday mengatakan sebuah pesawat Rusia telah menjatuhkan bom di sekolah di Desa Bilohorivka.
Desa itu berjarak sekitar 7 mil dari garis depan.
Hayday mengatakan, sejauh ini 30 orang berhasil diselamatkan dari puing-puing.
"Hampir seluruh (penduduk) desa bersembunyi. Semua orang yang tidak mengungsi."
Baca juga: Kepala CIA Bicara Soal Putin Tak Mau Kalah Perang, Senjata Nuklir hingga China yang Gelisah
Baca juga: Rusia Siap Luncurkan Pesawat Hari Kiamat untuk Mengamanankan Putin

"Setelah klub sosial diserang, ruang bawah tanah sekolah adalah satu-satunya tempat penyelamatan, tetapi Rusia mengambil kesempatan ini dari orang-orang," kata Hayday.
"Operasi penyelamatan sedang berlangsung," jelas Hayday.
Foto-foto yang diposting oleh pemerintah daerah menunjukkan sekolah itu hancur.
Evakuasi di pabrik baja Mariupol
Sementara itu, dilaporkan CNN, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pemerintahannya sedang mempersiapkan tahap kedua misi evakuasi warga sipil dari pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Kali ini penyelamatan fokus pada mereka yang terluka dan petugas medis.
"Tentu saja, jika semua orang memenuhi kesepakatan. Tentu saja, jika tidak ada kebohongan," kata Zelensky dalam pidatonya pada Sabtu (7/5/2022) malam waktu setempat.
"Tentu saja, kami juga bekerja untuk mengevakuasi militer kami. Semua pahlawan yang membela Mariupol. Ini sangat sulit tetapi penting."
Ia mengisyaratkan bahwa Rusia-lah penyebab lambatnya proses evakuasi para tentara yang tersisa di Mariupol.

"Kami tidak berhenti. Setiap hari kami mencari opsi diplomatik yang bisa berhasil," kata Zelensky, menyebut rakyat Ukraina tidak akan kehilangan harapan.
Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada Palang Merah Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah membantu melaksanakan evakuasi Azovstal tahap pertama.
Ia menambahkan, pemerintah Ukraina akan berusaha membuka koridor evakuasi untuk semua penduduk Mariupol dan sekitarnya pada Minggu.
Zelensky mengatakan ada lebih dari 300 warga sipil yang telah diselamatkan sejak dimulainya evakuasi dari pabrik baja Azovstal.
Hal ini menandai akhir fase pertama evakuasi yang dimulai sejak sepekan yang lalu.
Inggris Beri Bantuan Militer
Inggris mengumumkan bantuan militer lanjutan senilai 1,3 miliar pound atau Rp 23,2 triliun untuk Ukraina.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson merupakan salah satu pendukung kuat Ukraina dalam upaya melawan Rusia sejak invasi Putin pada akhir Februari lalu.
Pemerintahan Johnson telah mengirim rudal anti-tank, sistem pertahanan udara, dan senjata lainnya ke Ukraina.
Janji bantuan baru ini hampir dua kali lipat dari komitmen Inggris sebelumnya kepada Ukraina.
Dilansir Reuters, pemerintah mengatakan ini adalah tingkat pengeluaran tertinggi untuk konflik sejak perang di Irak dan Afghanistan.
"Serangan brutal Putin tidak hanya menyebabkan kehancuran yang tak terhitung di Ukraina - itu juga mengancam perdamaian dan keamanan di seluruh Eropa," kata Johnson dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Rusia Jatuhkan Bom di Sekolah Wilayah Luhansk, 30 Orang Diselamatkan dari Puing-puing
Baca juga: Presiden Polandia “Hapus” Perbatasan dengan Ukraina, Siap Terlibat Perang Lawan Rusia?
Pekan lalu, ia menjadi pemimpin Barat pertama yang berpidato di parlemen Ukraina sejak dimulainya invasi.
Para pemimpin negara-negara G7 - Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat- akan mengadakan pertemuan virtual dengan Zelensky pada Minggu.
Tepatnya sehari sebelum Rusia memperingati Hari Kemenangan pada 9 Mei 2022, yang menandai berakhirnya Perang Dunia Dua di Eropa.
Inggris mengatakan pengeluaran ekstra di Ukraina akan datang dari cadangan yang digunakan oleh pemerintah untuk keadaan darurat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)