Kamis, 4 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

POPULER Internasional: Mantan PM Rusia Sebut Putin Mulai Sadari Kekalahan | Ukraina Minta Senjata

Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Mantan PM Rusia mengatakan kepercayaan diri Vladimir Putin mulai hilang terkait perang di Ukraina

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Mantan PM Rusia mengatakan kepercayaan diri Vladimir Putin mulai hilang terkait perang di Ukraina 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Mantan Perdana Menteri Rusia, Mikhail Kasyanov, mengatakan kepercayaan diri Vladimir Putin mulai hilang terkait perang di Ukraina.

Putin disebut merasa mulai sadar dirinya telah karang perang di Ukraina.

Sementara itu, situasi di medan perang semakin buruk, Ukraina meminta AS mengirimkan bantuan senjata.

Soal rencana Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, Turki rupanya tidak sepenuhnya setuju.

Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Mantan PM Rusia: Putin Mulai Sadar Ia Kalah dalam Perang di Ukraina

Mantan Perdana Menteri Rusia, Mikhail Kasyanov, mengatakan kepercayaan diri Vladimir Putin mulai hilang terkait perang di Ukraina.

Dalam sebuah wawancara dengan DW pada Jumat (14/5/2022), dari lokasi yang dirahasiakan di Eropa, Kasyanov mengatakan Presiden Rusia mungkin telah disesatkan oleh para jenderalnya tentang keadaan perang.

Kasyanov menjabat sebagai perdana menteri pertama Putin, sejak 2000 hingga 2004, sebelum akhirnya dipecat.

Ia kemudian membentuk partai oposisi dan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2008.

Kasyanov menjadi lawan yang vokal, dan sekarang tinggal di pengasingan.

Vladimir Putin dan Mikhail Kasyanov
Vladimir Putin dan Mikhail Kasyanov (en.kremlin.ru)

Baca juga: Vadim Shishimarin, Tentara Pertama Rusia yang Diadili di Ukraina atas Kejahatan Perang

Baca juga: Swedia-Finlandia Masuk NATO, Rusia Akan Pertimbangkan Nuklir di Baltik

Kepada DW, ia mengatakan bahwa Putin tidak berbicara dari posisi yang kuat, bahkan tampak "sedikit gugup" selama pidato parade milier yang ia berikan untuk memperingati Hari Kemenangan pada 9 Mei lalu.

Dalam pidatonya, Putin menuding Ukraina memiliki senjata nuklir dan bahwa negara itu dipimpin neo-Nazi.

Putin mengatakan invasi adalah "satu-satunya langkah yang tepat", di mana ia juga menyebut Barat berencana untuk menyerang Rusia.

"Reaksi Putin dan pidatonya benar-benar lemah," ujar Kasyanov, seraya menambahkan Putin "sudah mulai menyadari ia kalah dalam perang ini."

Putin Disesatkan oleh Orang Dalam

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Curhat Komandan Batalyon Azov di Azovstal yang Terkepung Pasukan Rusia

Media Israel, Haaretz, secara eksklusif mewawancarai Svyatoslav Palamar, Wakil Komandan Batalyon Azov yang terkepung di pabrik baja Azovstal, Mariupol.  

Palamar curhat tentang nasib anak buahnya yang berlindung di ruang bawah tanah, dalam kondisi amat sangat terbatas.

Mereka tidak punya jalur keluar, kecuali dievakuasi oleh PBB atau negara ketiga sesuai permintaan orang-orang Azov dan Ukraina.

Resimen paramiliter Azov didirikan pada 2014 dengan tujuan mempertahankan kota Mariupol dari serangan Rusia dan pejuang Donbass.

Mereka kemudian diintegrasikan ke Garda Nasional Ukraina. Kelompok sipil berhaluan nasionalis kanan itu resmi jadi elemen pertahanan negara.

Berikut alihbahasa wawancara jurnalis Haaretz, Sam Sokol dan Liza Rozovsky , yang dipublikasikan di laman media itu, Kamis (12/5/2022).

Svyatoslav Palamar, dari resimen Azov, mengatakan kondisi di tempat persembunyian di Pabrik Baja, Mariupol. (Tangkap Layar BBC)
Svyatoslav Palamar, dari resimen Azov, mengatakan kondisi di tempat persembunyian di Pabrik Baja, Mariupol. (Tangkap Layar BBC) ((Tangkap Layar BBC))

Pasukan Donbass mengatakan sejak warga sipil telah dievakuasi dari Mariupol, mereka tidak akan memiliki belas kasihan pada mereka yang tetap di sana. Apa yang Anda harapkan?

Kami berharap politisi kami, dengan dukungan negara lain, akan menemukan solusi, yaitu evakuasi pasukan kami. Ada banyak orang di sini yang tidak bisa kita berikan bantuan medis yang layak.

Daerah tempat kami menahan orang-orang yang terluka berada di bawah pengeboman besar-besaran dan hanya ada sedikit obat-obatan, sedikit peralatan untuk melakukan operasi dan situasi orang-orang yang terluka sangat parah.

Kami meminta Palang Merah, Perserikatan Bangsa-Bangsa, politisi kuat dunia untuk memungkinkan menyelamatkan orang-orang kami. Kondisi yang paling penting untuk ini adalah gencatan senjata untuk mengumpulkan yang terluka.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Situasi di Medan Perang Semakin Buruk, Ukraina Minta AS Kirim Senjata

Seorang anggota parlemen Ukraina meminta Amerika Serikat untuk menyediakan sistem pertahanan udara dan jet tempur ke Ukraina.

Dia mengatakan bahwa situasi di medan perang jauh lebih buruk daripada di awal perang.

"Ini adalah neraka di garis depan sekarang," kata Oleksandra Ustinova di meja bundar Dana Marshall Jerman di Washington, Jumat (13/5/2022), seperti dikutip dari CNN.

“Kami terus kehilangan lebih banyak orang sekarang daripada di awal perang.”

Daria Kaleniuk, seorang aktivis masyarakat sipil Ukraina terkemuka, mengatakan beberapa hal yang membuat Ukraina sulit memenangkan perang.

Baca juga: Putin Dituduh Rusak Ekonomi Rusia, hingga Disebut Menderita Lantaran Sakit Kanker

Baca juga: Uni Eropa Masih Gagal Sepakat Embargo Total Migas Rusia  

"Kita tidak bisa memenangkan perang ini dengan peralatan Soviet karena A. Rusia memiliki lebih banyak peralatan Soviet, B. kita tidak punya tempat untuk mendapatkan amunisi untuk ini, dan C. Rusia memiliki lebih banyak orang dan lebih banyak pasukan," kata Kaleniuk.

Ustinova mengatakan Ukraina tidak lagi mencari jet tempur MiG era Soviet karena perang telah berubah.

Sebaliknya, dia mengatakan Ukraina membutuhkan Multiple Launch Rocket System (MLRS), howitzer self-propelled Paladin, dan jet tempur seperti F-16 untuk secara efektif melawan Rusia.

Ukraina juga meminta AS untuk mulai melatih pilot Ukraina untuk menggunakan jet semacam itu.

Kaleniuk, yang mengatakan dia baru-baru ini bertemu dengan pejabat pertahanan Ukraina di Kyiv, mencatat bahwa Ukraina memiliki “pilot berpengalaman tempur, yang bersedia dan siap untuk pergi sekarang untuk pelatihan. Mereka bersedia pergi kemarin untuk pelatihan. Tetapi tidak ada keputusan untuk menerima mereka dan menyediakannya karena tidak ada keputusan untuk menyediakan jet tempur.”

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Erdogan Menolak Finlandia-Swedia Gabung Aliansi NATO, Ini Alasannya

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menentang rencana Finlandia-Swedia untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.

Erdogan pada Jumat (13/5/2022) mengatakan, tidak mungkin bagi Turki mendukung rencana dua negara itu mengingat bahwa negara Nordik adalah "rumah bagi banyak organisasi teroris".

Walaupun Turki secara resmi mendukung ekspansi NATO sejak bergabung dengan aliansi 70 tahun lalu, penentangannya dapat menimbulkan masalah bagi Finlandia dan Swedia.

Pasalnya, anggota baru memerlukan kesepakatan dengan suara bulat dari semua anggota aliansi.

Dilansir Reuters, Turki telah berulang kali mengecam Swedia dan negara-negara Eropa Barat lainnya karena penanganannya terhadap organisasi yang dianggap teroris oleh Ankara.

Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan berpidato pada pertemuan kelompok partainya di Majelis Besar Nasional Turki di Ankara, pada 28 Oktober 2020.
Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan berpidato pada pertemuan kelompok partainya di Majelis Besar Nasional Turki di Ankara, pada 28 Oktober 2020. (Adem ALTAN / AFP)

Baca juga: Milisi Suriah Proksi Turki Tewaskan 10 Tentara Damaskus di Dekat Aleppo

Baca juga: Niat Swedia-Finlandia Bergabung dengan NATO Bisa Berdampak Serius, Apakah Aliansi akan Menerima?

Beberapa di antaranya termasuk kelompok militan Kurdi PKK dan YPG, dan pengikut ulama Islam Fethullah Gulen yang berbasis di AS.

Ankara mengatakan Gulenis, gerakan persaudaraan Islam yang dipimpin oleh Fethullah Gülen, melakukan upaya kudeta pada 2016.

Gulen dan pendukungnya menyangkal tuduhan itu.

Finlandia mengumumkan rencananya mengajukan keanggotaan NATO pada Kamis (12/5/2022).

Kini Swedia diharapkan dalam waktu dekat akan mengikuti.

Diketahui perluasan aliansi militer Barat ini dianggap ancaman oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, bahkan digunakan sebagai dalih melancarkan invasi ke Ukraina.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan