Kamis, 11 September 2025

Erdogan Tegaskan Tak Ingin Swedia dan Finlandia Gabung NATO: Tak Perlu Repot Bujuk Turki

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan penolakan terhadap rencana Swedia dan Finlandia bergabung NATO. Sebut tak perlu repot-repot membujuk.

AFP
Presiden Erdogan menegaskan bahwa Turki menolak dukungan terhadap rencana Swedia dan Finlandia bergabung NATO. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan delegasi dari Swedia dan Finlandia tidak perlu repot-repot datang ke Ankara untuk berdiskusi.

Erdogan telah mengonfirmasi penentangan Turki terhadap keanggotaan NATO untuk Finlandia dan Swedia.

Dia menolak proposal oleh negara-negara Nordik yang mengirim delegasi ke Ankara untuk mengatasi masalah tersebut.

"Kami tidak akan mengatakan 'ya' kepada (negara-negara) yang menerapkan sanksi kepada Turki untuk bergabung dengan organisasi keamanan NATO," kata Erdogan pada konferensi pers pada Senin (16/5/2022), sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Pernyataan Erdogan tersebut merujuk pada keputusan Swedia tahun 2019 untuk menangguhkan penjualan senjata ke Turki atas operasi militernya di tetangga Suriah.

Baca juga: Finlandia dan Swedia Siap Gabung NATO, Turki Suarakan Keberatan

Baca juga: Putin Mengaku Rusia Tak Terancam Jika Finlandia-Swedia Gabung NATO

Turki juga menuduh dua negara penawar menyembunyikan kelompok-kelompok teroris, termasuk Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dimasukkan dalam daftar hitam oleh Ankara, Uni Eropa dan Amerika Serikat.

“Tidak ada negara yang memiliki sikap tegas terhadap organisasi teror,” kata Erdogan.

“Bagaimana kita bisa mempercayai mereka?” lanjut dia.

Sumber kementerian kehakiman mengatakan kepada kantor berita negara Anadolu pada Senin bahwa Swedia dan Finlandia telah gagal untuk menanggapi secara positif 33 permintaan ekstradisi Turki selama lima tahun terakhir.

Ankara menginginkan individu-individu yang dituduh memiliki hubungan dengan PKK dan kelompok-kelompok sekutu atau menjadi anggota gerakan yang dipersalahkan atas upaya penggulingan Erdogan pada tahun 2016, badan tersebut melaporkan.

Turki telah menegur Stockholm terutama karena menunjukkan apa yang digambarkannya sebagai kelonggaran terhadap PKK, yang telah melancarkan pemberontakan bersenjata terhadap negara Turki sejak 1984.

Kantor luar negeri Swedia mengatakan sebelumnya pada hari Senin bahwa perwakilan senior Swedia dan Finlandia berencana untuk melakukan perjalanan ke Turki untuk pembicaraan guna mengatasi keberatan Ankara.

Erdogan bereaksi terhadap komentar tersebut dengan mengatakan:

“Apakah mereka akan datang untuk membujuk kita? Maaf, tapi mereka tidak perlu repot”.

Dia menambahkan bahwa NATO akan menjadi tempat di mana perwakilan organisasi teroris terkonsentrasi jika kedua negara bergabung.

Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan sedang berpidato.
Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan sedang berpidato. (Adem Altan/AFP)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan