Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dubes Rusia untuk AS Sebut Langkah Tidak Bijaksana Barat Sebabkan Krisis Pangan Global

Dubes Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan langkah makroekonomi yang tidak bijaksana dari negara-negara barat, merusak ketahanan pangan global.

Tass
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan langkah makroekonomi yang tidak bijaksana dari negara-negara barat, telah merusak ketahanan pangan global. 

TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan langkah makroekonomi yang tidak bijaksana dari negara-negara barat, telah merusak ketahanan pangan global.

Antonov menuturkan masalah di daerah tersebut terjadi jauh sebelum dimulainya operasi militer khusus (invasi Rusia) ke Ukraina.

"Ketahanan pangan telah hancur selama beberapa tahun oleh langkah-langkah makroekonomi yang tidak bijaksana dari kolektif Barat, yang dipicu dampak pandemi Covid-19," kata Antonov seperti dikutip dari Reuters dari layanan pers kedutaan di saluran Telegramnya.

"Dengan kata lain, masalah muncul jauh sebelum dimulainya operasi khusus Rusia di Ukraina," imbuhnya.

Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-85, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Baca juga: Rusia Disebut Habiskan Rp 228 Miliar Per-Jam untuk Perang Ukraina

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan langkah makroekonomi yang tidak bijaksana dari negara-negara barat, telah merusak ketahanan pangan global.

Dilansir Tass, menurutnya krisis pangan memburuk setelah gelombang sanksi anti-Rusia.

Dia menilai sanksi tersebut tidak sah dan merusak kredibilitas pemerintah Barat.

"Tindakan mereka tidak dapat diprediksi, serta memutus rantai pasokan, dan menganggu aliran keuangan internasional," tegasnya.

Antonov mencatat bahwa pernyataan yang dibuat oleh negara-negara Barat merupakan penipuan.

"Larangan mereka tidak mencakup pasokan makanan dan pupuk merupakan penipuan. Sanksi di bidang keuangan dan transportasi secara langsung mempengaruhi situasi di pasar makanan global," terangnya.

"Rusia tetap berkomitmen untuk kewajibannya pada kontrak internasional mengenai pasokan ekspor produk pertanian, pupuk, energi dan barang penting lainnya," Diplomat itu menekankan.

Baca juga: Sidang Kejahatan Perang Pertama di Ukraina: Tentara Rusia Mengaku Bersalah

Baca juga: POPULER Internasional: Pasukan Ukraina di Mariupol Menyerah | Rusia Kerahkan Rudal Dekat Finlandia

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (DW)

Gutteres soroti masalah krisis pangan

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan sebelumnya pada hari Rabu (18/5/2022) bahwa komunitas global tidak akan dapat sepenuhnya menyelesaikan masalah krisis pangan tanpa pupuk Rusia dan Belarusia, serta tanpa biji-bijian Ukraina.

Produk dan pupuk Rusia harus memiliki akses penuh dan tidak terbatas ke pasar global, katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus.

Setelah itu AS dan sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap orang dan badan hukum Rusia, serta mempercepat pasokan senjata ke Kiev.

Baca juga: Militer Rusia Gunakan Zadira, Senjata Laser Jenis Baru Penghancur Drone Ukraina

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan