Virus Corona
Korea Utara Lakukan Tes pada Sungai, Udara, dan Sampah Terkait Covid-19
Pejabat kesehatan Korea Utara melakukan pengujian Covid-19 pada sungai, danau, udara, air limbah rumah tangga, dan sampah.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Pejabat kesehatan Korea Utara melakukan pengujian Covid-19 pada sungai, danau, udara, air limbah rumah tangga, dan sampah.
Dilansir Reuters menurut media pemerintah Korea Utara, upaya tersebut merupakan bagian dari penanganan intensif terhadap wabah virus corona di negara ini.
Korea Utara melaporkan kasus Covid-19, setelah dua tahun pandemi menyebar di hampir seluruh dunia.
Negara terisolasi ini sekarang berada dalam pertempuran sengit melawan gelombang wabah virus corona, sejak menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian nasional bulan ini.
Kondisi Korea Utara memicu kekhawatiran dunia karena kurangnya pasokan vaksin, peralatan medis, dan makanan.

Baca juga: AS Kecewa, China dan Rusia Veto Sanksi Baru Dewan Keamanan PBB untuk Korea Utara
Baca juga: Kim Jong Un dan Warga Korea Utara Hadiri Pemakaman di Tengah Kasus Dugaan Corona yang Capai 2,8 Juta
Media pemerintah mengatakan, pihak berwenang meningkatkan pengujian dan desinfeksi di seluruh negeri.
Sebelumnya, media melaporkan bahwa wabah dalam kondisi stabil dengan kasus demam mereda dan jumlah kematian relatif rendah.
Sekitar 100.460 lebih banyak orang menunjukkan gejala demam pada Kamis (26/5/2022), dibandingkan dengan hampir 400.000 sekitar 10 hari yang lalu, kata kantor berita resmi KCNA, mengutip data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara.
Jumlah total pasien demam sejak April naik menjadi 3.270.850 di antara 25 juta penduduk, dan jumlah kematian menjadi 69, naik satu dari sehari sebelumnya.
Secara terpisah, KCNA mengatakan kantor anti-virus mengumpulkan sampel dari banyak sumber untuk memeriksa apakah daerah telah terinfeksi Covid-19.
"Sektor anti-epidemi darurat di semua tingkatan mengutamakan pengujian spesimen yang dikumpulkan di sungai dan danau, sambil mendisinfeksi ratusan ribu meter kubik limbah dan ribuan ton sampah setiap hari dan memeriksa dan menganalisis sampel," kata KCNA.
Rilis berita itu tidak menguraikan metode pengujiannya.
Korea Utara mengatakan tahun lalu telah mengembangkan peralatan tes reaksi rantai polimerase (PCR) sendiri.
Kendati demikian, negara ini tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif, malah melaporkan jumlah pasien gejala demam diduga Covid-19.
Para ahli mengatakan angka-angka itu mungkin tidak dilaporkan dan menyulitkan penilaian skala situasi.