Selasa, 30 September 2025

Virus Monkeypox

Israel Laporkan Kasus Kedua Monkeypox, Dialami Pria 30 Tahun yang Baru Kembali dari Luar Negeri

Pria itu dirawat di rumah sakit Pusat Medis Sheba di Tel Aviv pada Jumat lalu, dan pulang ke rumah setelah beberapa saat.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
rte.ie
Roche mengklaim berhasil menemukan alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dapat mendeteksi penyakit cacar monyet (Monkeypox), saat virus itu menyebar ke luar dari negara endemik. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Israel telah mengkonfirmasi kasus kedua virus cacar monyet (Monkeypox) yang langka, pada seorang pria berusia 30 tahun yang baru saja kembali dari perjalanan ke luar negeri.

Pria itu dirawat di rumah sakit Pusat Medis Sheba di Tel Aviv pada Jumat lalu, dan pulang ke rumah setelah beberapa saat.

Ia pun dipastikan terinfeksi virus itu pada Sabtu kemarin.

Dikutip dari laman The Times of Israel, Minggu (29/5/2022), infeksi baru muncul lebih dari sepekan setelah Israel menemukan kasus pertama virus tersebut.

Infeksi kedua ditemukan pada seorang pria berusia 30-an yang telah kembali dari perjalanan ke Eropa Barat.

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Israel mengumumkan bahwa dua kasus tambahan yang dicurigai telah dikesampingkan oleh dokter.

Sedangkan untuk gejala penyakit ini termasuk di antaranya demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, kelelahan dan ruam seperti cacar air pada bagian tangan dan wajah.

Baca juga: Ahli Sebut Monkeypox Bisa Saja Masuk ke Indonesia

Sejak Inggris melaporkan kasus pertamanya pada 7 Mei lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan 200 kasus di beberapa negara di seluruh dunia.

Perlu diketahui, virus ini endemik di wilayah Afrika Barat dan Tengah.

Berbicara kepada Majelis Kesehatan Dunia pada Jumat lalu, Direktur Departemen Pandemi dan Penyakit Epidemi WHO, Sylvie Briand mengatakan para ahli tidak mengetahui apakah wabah telah mencapai 'puncak gunung es'.

"Kita tidak tahu apakah ada lebih banyak kasus yang terjadi, tidak terdeteksi di masyarakat," kata Briand.

Sambil terus memperingatkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak kasus yang terjadi, ia pun meminta masyarakat untuk tidak panik.

"Itu bukan penyakit yang harus dikhawatirkan masyarakat umum. Bukan Covid-19 (virus corona) atau penyakit lain yang menyebar secara cepat," papar Briand.

Sementara itu pada Kamis lalu, seorang Ahli Epidemiologi terkemuka di WHO, Dr Maria Van Kerkhove menyampaikan bahwa lebih banyak kasus diperkirakan akan terdeteksi di negara-negara di mana Monkeypox biasanya tidak beredar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved