Jumat, 19 September 2025

Penembakan di Texas

Murid yang Selamat dari Penembakan Texas Masih Alami Trauma, Belum Mau Lagi Main Video Games

Murid yang selamat dari penembakan di sebuah sekolah dasar di Texas menceritakan kengerian yang dirasakannya ketika sang pelaku membantai teman-teman.

ABC News
Daniel Garza (9). Murid yang selamat dari penembakan di sebuah sekolah dasar di Texas menceritakan kengerian yang dirasakannya ketika sang pelaku membantai teman-teman dan gurunya. 

TRIBUNNEWS.COM - Murid yang selamat dari penembakan di sebuah sekolah dasar di Texas menceritakan kengerian yang dirasakannya ketika sang pelaku membantai teman-teman dan gurunya.

Ia juga mengungkapkan trauma yang masih dirasakannya serta alasannya mau diwawancarai.

Dilansir ABC News, ketika tembakan terdengar di Sekolah Dasar Robb Selasa (24/5/2022) lalu, Daniel Garza (9) mengatakan bahwa gurunya, Elsa Avila, berlari ke pintu untuk mengunci ruang kelas mereka.

Ruang kelas mereka berada di dekat ruangan tempat 19 siswa dan dua guru tewas.

Avila tertembak melalui kaca dan jatuh ke lantai, cerita Daniel kepada ABC News.

Tetapi sang guru masih bisa menyuruh murid-muridnya untuk tetap diam.

Guru itu mengatakan ia berpura-pura mati.

Baca juga: Marak Penembakan Massal di Amerika Serikat, Penjualan Ransel Antipeluru Meroket

Baca juga: Setelah di Texas, Penembakan Massal Lain Terjadi di Sepanjang Minggu di AS, 8 Tewas dan 45 Terluka

Daniel Garza (9) berbicara mengenai insiden penembakan massal di sekolahnya
Daniel Garza (9) berbicara mengenai insiden penembakan massal di sekolahnya (ABC News)

Daniel mengatakan dia bersembunyi di bawah meja di samping dinding dengan beberapa teman sekelasnya.

Daniel dan teman-temannya tetap diam, meski mendengarkan suara tembakan dan si pelaku yang menggedor-gedor pintu ruang kelas lainnya.

"Saya pribadi sangat berterima kasih kepada guru anak saya," ujar ibu Daniel, Briana Ruiz, kepada ABC News.

"Saya pikir apa yang dia lakukan itu menyelamatkan seluruh hidup mereka."

Meskipun Daniel selamat, dia kehilangan sepupunya, Ellie Garcia, yang berada di kelas sebelah.

Ellie termasuk di antara 19 anak yang terbunuh dalam pembantaian itu.

"Saya sangat mengkhwatirkannya karena saya tidak mendengar teriakan dari kelasnya," ujar Daniel.

Meskipun putranya mengalami trauma mental akibat pembantaian itu, Ruiz mengatakan anak berusia 9 tahun itu bersikeras berbicara kepada wartawan demi mengalihkan fokus dari pria bersenjata itu dan mengarahkannya pada para korban.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan