Minggu, 7 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sikap China Terkait Invasi Rusia: Dukung Pembicaraan Damai, Sebut Sanksi Tak Selesaikan Masalah

Penasihat Negara dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengatakan Beijing mendukung pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv.

BULENT KILIC / AFP
Seorang tentara Ukraina berdiri di luar sebuah sekolah yang terkena roket Rusia di selatan Ukraina desa Zelenyi Hai antara Kherson dan Mykolaiv, kurang dari 5 km dari garis depan pada 1 April 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Penasihat Negara dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengatakan Beijing sedih dengan peristiwa di Ukraina.

Fenghe mengaku mendukung pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv.

Dilansir Al Jazeera, dia juga mengatakan China menentang penyediaan senjata Barat ke Ukraina serta sanksinya terhadap Rusia.

"Apa akar penyebab krisis ini? Siapa dalang di balik ini? Siapa yang paling rugi? Dan siapa yang paling banyak untung? Siapa yang mempromosikan perdamaian dan siapa yang menambahkan bahan bakar ke api?," katanya kepada forum keamanan Dialog Shangri-La di Singapura pada Shangri-La di Singapura, Minggu (12/6/2022).

Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-109, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Baca juga: Ukraina Akan Gabung Uni Eropa, Segera Dapat Rekomendasi Status Kandidat

Menteri Pertahanan China Wei Fenghe
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menghadiri KTT Dialog Shangri-La di Singapura pada 12 Juni 2022.

"Saya pikir kita semua tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini," jelasnya.

China berharap AS dan NATO bahas gencatan senjata secepatnya

Fenghe menuturkan pemerintah China pun berharap bahwa Amerika Serikat (AS) dan NATO akan mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk gencatan senjata secepatnya.

"China mendukung negosiasi antara Rusia dan Ukraina. Kami juga berharap AS dan NATO akan mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk menciptakan kondisi bagi gencatan senjata secepatnya," katanya, dikutip TASS.

"Sehubungan dengan krisis Ukraina: China tidak pernah memberikan dukungan material kepada Rusia," katanya.

Baca juga: Uni Eropa Kemungkinan akan Kabulkan Status Kandidat Ukraina, Langkah Awal untuk Bergabung

Baca juga: POPULER Internasional: Kolera Mengancam Ukraina, Sumur Tercemar Mayat | Jika Rusia Kuasai Donbas

Foto selebaran yang dirilis oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada 27 Maret 2022 menunjukkan senjata artileri self-propelled Rusia yang hancur setelah pertempuran di kota Trostyanets, wilayah Sumy.
Foto selebaran yang dirilis oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada 27 Maret 2022 menunjukkan senjata artileri self-propelled Rusia yang hancur setelah pertempuran di kota Trostyanets, wilayah Sumy. (Handout / General Staff of the Armed Forces of Ukraine / AFP)

Tidak percaya sanksi dapat bantu selesaikan konflik

Fenghu menegaskan pemerintah China tidak tertarik pada konflik di Ukraina, tetapi, pada saat yang sama, tidak percaya bahwa sanksi dapat membantu menyelesaikan krisis.

"Konflik atau perang adalah hal terakhir yang ingin dilihat China di Ukraina," imbuhnya.

"Pada saat yang sama, kami tidak percaya bahwa tekanan atau sanksi maksimum dapat menyelesaikan masalah," ucapnya.

"Ini dapat menyebabkan lebih banyak ketegangan dan memperburuk masalah," kata pejabat itu dalam pidato yang disiarkan langsung di YouTube.

Update konflik Rusia Vs Ukraina

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan