Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Gazprom Catatkan Lonjakan Pendapatan hingga 41,8 Miliar Dolar AS, Sanksi Barat Tak Berpengaruh?

Lonjakan pendapatan ini terjadi tepat setelah Uni Eropa dan para sekutunya memberlakukan sanksi ekonomi dengan memangkas impor minyak mentah dan gas

TASS/Vitaly Nevar
Fasilitas kilang minyak Gazprom. Produsen minyak dan gas terbesar di Rusia Gazprom mencatatkan lonjakan penjualan, hingga laba bersihnya meningkat sebanyak 41,8 miliar dolar AS selama dua kuartal di tahun 2022. 

Hal inilah yang membuat Putin optimis negaranya dapat menahan serangan sanksi Barat, buntut adanya invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sejak akhir Februari lalu. Sementara itu, Putin dengan keras membela tindakan negaranya di Ukraina.

Pihaknya berpendapat bahwa rencana Ukraina yang ingin bergabung dengan aliansi militer NATO merupakan ancaman terbesar bagi Rusia. Oleh karenanya untuk mempertahankan keamanan negaranya Putin nekat melakukan operasi militer khusus.

“Dalam situasi saat ini, dengan latar belakang risiko dan ancaman yang melonjak, keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer khusus adalah keputusan yang dipaksakan. Sangat sulit untuk membuatnya, tetapi itu terpaksa dan perlu. Itu adalah keputusan oleh negara berdaulat yang memiliki hak tanpa syarat, berdasarkan Piagam PBB untuk mempertahankan keamanannya," tambah Putin.

Baca juga: Raksasa Energi Rusia Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Latvia

Meskipun tindakan operasi militer yang dilakukan negaranya dapat mengganggu ekspor pangan terutama biji-bijian, hingga menimbulkan kekhawatiran akan hadinya krisis pangan global.

Namun Putin menjelaskan bahwa Rusia akan terus berusaha secara signifikan meningkatkan ekspor makanan dan pupuknya demi mencegah parahnya krisis pangan yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan