Senin, 15 September 2025

Iran Memanas

Korban Tewas Akibat Kerusuhan di Iran Bertambah Jadi 31 Orang

Pemerintah  memblok akses ke media sosial Instagram dan WhatsApp sebagai cara untuk menekan perkembangan gerakan demonstrasi.

Editor: Hasanudin Aco
AFP/-
Sebuah gambar yang diperoleh AFP pada 21 September 2022, menunjukkan demonstran Iran membakar tempat sampah di ibukota Teheran selama protes untuk Mahsa Amini, beberapa hari setelah dia meninggal dalam tahanan polisi. - Protes menyebar ke 15 kota di seluruh Iran semalam atas kematian wanita muda Mahsa Amini setelah dia ditangkap oleh polisi moral negara itu, media pemerintah melaporkan hari ini. Pada malam kelima unjuk rasa jalanan, polisi menggunakan gas air mata dan melakukan penangkapan untuk membubarkan massa hingga 1.000 orang, kata kantor berita resmi IRNA. (Photo by AFP) 

"Anak lelaki saya memohon mereka untuk tidak membawanya, tetapi dia dipukuli juga, pakaiannya dirobek.

"Saya meminta mereka untuk menunjukkan kamera di tubuh petugas keamanan, tapi mereka bilang kamera kehabisan baterai."

Pihak berwenang Iran menyebut, Amini telah mengenakan pakaian tidak sopan pada saat penangkapannya.

Namun ayah Amini, bagaimanapun, mengatakan bahwa ankanya selalu mengenakan mantel panjang.

Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) saat itu melakukan kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma.
Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) saat itu melakukan kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma. (OZAN KOSE / AFP)

Dicegah petugas kesehatan

Selain itu, Amjad juga mengatakan bahwa dia berulang kali dilarang oleh staf medis untuk melihat tubuh putrinya setelah kematian.

"Saya ingin melihat putri saya, tetapi mereka tidak mengizinkan saya masuk," katanya.

Bahkan, Amjad mengatakan, ketika dia meminta untuk melihat laporan otopsi anaknya, dokter malah menjawab: "Saya akan menulis apa pun yang saya inginkan, dan itu tidak ada hubungannya dengan Anda."

Protes atas kematian Mahsa Amini telah menyebar ke lebih dari 20 kota besar di Iran

Hingga kini, kata Amja, tidak ada informasi apapun terkait otopsi yang telah dirilis kepada pihak keluarga.

Bahkan, dia mengatakan, baru melihat jenazah putrinya setelah dibungkus untuk dimakamkan, hanya kaki dan wajahnya yang terlihat.

"Ada memar di kakinya," katanya. "Saya meminta dokter untuk memeriksa kakinya."

Amini mengatakan, pihak berwenang berjanji untuk menyelidiki penyebab cedera. Tapi, hingga kini, dia tidak mendengar kabar dari mereka.

"Mereka mengabaikan saya. Mereka sekarang berbohong."

Dalam pernyataan sebelumnya, Mehdi Faruzesh, Direktur Jenderal Kedokteran Forensik Provinsi Teheran, mengatakan: "Tidak ada tanda-tanda cedera di kepala dan wajah, tidak ada memar di sekitar mata, atau patah tulang di dasar tengkorak Mehsa Amini yang diamati."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan