Jumat, 22 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kyiv Dibombardir, Pemerintah Ukraina Minta Dukungan Moral dan Logistik untuk Hadapi Rusia

Rudal dan drone kamikaze menghujani Ibu Kota Kyiv. Belasan infrastruktur rusak dan mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka.

AFP/HANDOUT
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Polisi Nasional Ukraina pada 10 Oktober 2022, menunjukkan sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak setelah serangan di Zaporizhzhia, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Handout / National Police of Ukraine / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Kyiv dibombardir, Senin (10/10/2022) waktu setempat. Dilaporkan ada 83 serangan rudal Rusia menyasar ibu kota Ukraina tersebut.

Meski 43 di antaranya berhasil ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara, tetap saja serangan rudal tersebut mengakibatkan kerusakan parah. Korban sipil berjatuhan.

Demikian dikatakan Duta Besar Republik Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamiain, dalam keterangannya.

“Serangan udara di tiga distrik di wilayah Kyiv ditujukan kepada infrastruktur sipil yang sifatnya kritis. Akibatnya korban sipil berjatuhan. Sebagian korban berada di bawah reruntuhan yang membutuhkan pertolongan sesegera mungkin,” tutur Vasyl.

Pemerintah Ukraina, lanjut dia, berharap perhatian dunia agar lebih serius dalam memberikan dukungan moral dan logistik setelah Rusia kembali menghujani Kyiv dengan serangan rudal dan drone kamikaze buatan Iran.

Rudal dan drone kamikaze menghujani Ibu Kota Kyiv. Belasan infrastruktur rusak dan mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka.

Baca juga: Pertama Kalinya Drone Kamikaze Asal Iran Digunakan Rusia untuk Serang Ukraina, 200.000 Warga Panik

Setelah terpukul di sejumlah besar front Timur dan Selatan, Vladimir Putin sengaja mengubah taktik perang dan menggunakan teror sebagai senjata.

Puncak serangan rudal di Kyiv terjadi ketika transportasi dan metro penuh sesak, orang-orang pergi bekerja.

Hal ini dilakukan dengan sengaja untuk menabur kepanikan dan kekacauan. Tujuan kedua Putin adalah penghancuran infrastruktur sipil. Listrik, Internet, dan sebagian pasokan air terputus di kota yang mendapatkan serangan.

Peluncuran rudal dilakukan ke beberapa arah, Rusia mengandalkan kuantitas rudal dan drone kamikaze buatan rezim otoriter Iran sehingga menyulitkan pertahanan udara Ukraina untuk menghalau serangan tersebut.

“Kejahatan yang dilakukan oleh Rusia adalah bukti situasi putus asa Putin dan ketidakmampuan tentara Rusia untuk mengubah apa pun di garis depan yang menguntungkannya. Hal ini serupa yang dilakukan Rusia di Suriah,” tutur Duta Besar Vasyl Hamiain.

Diketahui, serangan ini terjadi sehari setelah Moskwa menyalahkan Ukraina atas ledakan di jembatan yang menghubungkan Crimea ke Rusia.

Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor presiden, melalui media sosial menyerukan penduduk untuk tetap di penampungan.

Serangan secara sengaja terhadap infrastruktur sipil dilakukan hanya sehari setelah Putin menunjuk Jenderal Sergei Surovikin untuk memimpin serangan ke Ukraina.

Sergei Surovikin merupakan jenderal Angkatan Udara Rusia yang menembaki pengunjuk rasa pro-demokrasi pada 1990-an. Dia juga pernah dipenjara karena diduga menjual senjata.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan