Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sederet Senjata Canggih yang Tidak Dikirim AS ke Ukraina, Khawatir Buat Putin Berang

Berikut sederet senjata yang didapatkan dan tidak diberikan AS kepada Ukraina salah satunya karena dapat memicu kemarahan Rusia.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Anthony Sweeney/U.S. Army Europe
Rudal Patriot, sistem peluru kendali/rudal darat-ke-udara yang digunakan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat dan beberapa negara sekutu. - Berikut sederet senjata yang didapatkan dan tidak diberikan AS kepada Ukraina salah satunya karena dapat memicu kemarahan Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya memutuskan akan mengirim senjata canggih kepada Ukraina setelah pertemuan lebih dari 50 negara di Brussels awal pekan ini.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dan Kepala Staf Gabungan AS Mark Milley telah membahas rencana pengiriman bantuan senjata pertahanan udara serta meningkatkan pelatihan kepada militer Ukraina.

"Kami tahu bahwa Ukraina masih membutuhkan lebih banyak tembakan jarak jauh, dan sistem pertahanan udara dan sistem artileri bersama dengan kemampuan penting lainnya," kata Austin, Rabu (12/10/2022).

Dia mengatakan, sekutu telah berdiskusi tentang sejumlah sistem pertahanan udara.

Dilansir Al Jazeera, sejauh ini AS telah memberikan 20 sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) dan 18 unit tambahan. 

Pentagon berjanji akan mengirimkan dua Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional (NASAMS) ke Ukraina dalam beberapa pekan mendatang.

Baca juga: Ukraina Rebut Kembali 600 Pemukiman yang Diduduki Pasukan Rusia dalam Sebulan Terakhir

Senjata ini berfungsi sebagai pertahanan jarak menengah hingga jarak jauh terhadap rudal Rusia.

Sementara itu, Jerman kini dalam proses mengirimkan sistem rudal permukaan-ke-udara IRIS-T pertamanya kepada Kyiv.

Berlin akan memberikan empat unit senjata yang memiliki jangkauan hingga 40 km ini.

Secara keseluruhan, AS telah menggelontorkan dana senilai $16,8 miliar dalam bentuk senjata dan lainnya sejak invasi Ukraina dimulai.

Itu meliputi ratusan kendaraan lapis baja, 142 unit 155mm Howitzer beserta 880.000 amunisinya, ribuan anti-tank Javelin, serta senjata anti-pesawat Stinger beserta 60 juta pelurunya.

Senjata yang Tidak Dikirim

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky telah berulang kali menegaskan bahwa negaranya membutuhkan senjata yang lebih canggih untuk melawan Rusia.

Pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan udara menggunakan drone dan rudal serta artileri berat sebagai tanggapan atas insiden ledakan di jembatan penghubung Krimea dan Rusia.

Rusia juga sedang berusaha mengalahkan serangan balasan dari pasukan Ukraina, yang baru saja merebut kembali lima kota dan desa di wilayah Kherson.

Sebagian wilayah Kherson di selatan Ukraina, secara ilegal dicaplok oleh Rusia bersama wilayah tetangganya yakni Zaporizhia dan Donetsk dan Luhansk di timur.

Namun permintaan Zelensky untuk beberapa senjata, sejauh ini tidak terjawab karena alasan kepekaan politik, teknologi rahasia, atau persediaan terbatas..

Salah satu permintaan utama Ukraina adalah Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS).

Ini akan memberi Ukraina kemampuan untuk menyerang target Rusia dari jarak sekitar 300 km.

Sistem ini menggunakan peluncur yang sama dengan roket HIMARS yang berhasil digunakan Kyiv dalam serangan balasannya, tetapi memiliki jangkauan tiga kali lipat dari roket tersebut.

Menurut Brad Bowman, direktur senior Pusat Kekuatan Militer dan Politik di Foundation for the Defense of Democracies Washington, AS memiliki kekhawatiran yang besar mengenai senjata jarak jauh untuk Ukraina.

Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat atau ATACMS, rudal ditembakkan selama latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan di lokasi yang dirahasiakan di Korea Selatan, Rabu, 5 Oktober 2022.
Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat atau ATACMS, rudal ditembakkan selama latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan di lokasi yang dirahasiakan di Korea Selatan, Rabu, 5 Oktober 2022. - Berikut sederet senjata yang didapatkan dan tidak diberikan AS kepada Ukraina salah satunya karena dapat memicu kemarahan Rusia. (South Korea Defence Ministry via AP)

AS, menurut Bowman, khawatir senjata jarak jauh digunakan untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia sehingga memprovokasi Putin, lapor Al Jazeera.

Demikian pula, AS tidak mungkin memberi Ukraina sistem rudal Patriot darat-ke-udara yang sangat canggih, yang memiliki kemampuan untuk menembak jatuh rudal balistik yang masuk.

JD Williams, seorang peneliti pertahanan senior di Rand Corp, mengatakan Patriot terhubung ke beberapa jaringan komando dan kontrol paling sensitif AS dan dapat membutuhkan pasukan Amerika di darat untuk mengoperasikannya.

AS hanya memiliki jumlah terbatas dari sistem tersebut.

Zelensky juga telah menekan AS sejak Maret untuk menyediakan jet tempur seperti F-16, tetapi Washington berulang kali menolaknya demi menghindari eskalasi lebih lanjut dengan Rusia.

AS sejauh ini menolak untuk mengirimi Ukraina drone jarak jauh yang lebih canggih, seperti Gray Eagle, yang akan memberi Ukraina kemampuan serangan jarak jauh.

Ada juga kekhawatiran tentang Rusia yang mendapatkan akses ke teknologi canggih seperti itu jika ada yang ditembak jatuh.

Ukraina Rebut Kembali 600 Wilayah

Pasukan Ukraina mengaku telah membebaskan lebih dari 600 pemukiman dari tentara pendudukan Rusia dalam sebulan terakhir ini.

Sebanyak 75 daerah di antaranya berada di wilayah Kherson, jelas Kementerian Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Ukraina.

Dilansir Reuters, sekitar 502 pemukiman di wilayah timur laut Kharkiv telah dibebaskan. 

Pasukan Ukraina bulan lalu maju jauh ke dalam garis depan Rusia di wilayah tersebut, jelas kementerian pada Kamis (13/10/2022) malam waktu setempat.

Lebih lanjut, Kementerian Reintegrasi menyebut 43 pemukiman dibebaskan di wilayah Donetsk dan 7 di wilayah Luhansk.

"Wilayah wilayah Ukraina yang dibebaskan telah meningkat secara signifikan," kata kementerian dalam sebuah pernyataan di situsnya.

Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia, 4 wilayah yang akan mengadakan referendum
Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia, 4 wilayah Ukraina yang mengadakan referendum untuk gabung dengan Federasi Rusia - Berikut sederet senjata yang didapatkan dan tidak diberikan AS kepada Ukraina salah satunya karena dapat memicu kemarahan Rusia. (Graeme Bruce/CBC News)

Baca juga: Rusia Bakal Evakuasi Penduduk Kherson saat Pasukan Ukraina Maju

Baca juga: Rusia-Ukraina Saling Tukar Masing-masing 20 Tahanan Perang

Sejauh ini belum ada konfirmasi langsung dari militer Ukraina atau kantor kepresidenan Ukraina mengenai kabar ini.

Kherson, Donetsk dan Luhansk (Donbas), serta Zaporizhzhia dicaplok oleh Rusia pada akhir September lalu.

Aneksasi yang diawali dengan referendum itu terjadi setelah serangan balasan pasukan Kyiv mengalami kemajuan pesat di timur laut, timur dan selatan.

Pencaplokan ini dikecam Kyiv serta Barat karena dianggap ilegal.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan