Profil Joe Biden, Presiden AS yang Hadiri KTT G20 di Bali

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden beserta para rombongan telah tiba di Pulau Bali pada Minggu (13/11/2022).

Kedatangan pemimpin Amerika Serikat itu ke Indonesia adalah untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali.

Joe Biden merupakan presiden ke-46 AS.

Dia telah menghabiskan hampir setengah abad dalam pelayanan publik.

Biden pernah mewakili Delaware di Senat AS (1973–2009).

Kemudian dia menjabat sebagai wakil presiden Amerika Serikat (2009–2017) di pemerintahan Demokratik Presiden Barack Obama, dan menjadi Presiden AS pada tahun 2021.

Baca juga: Momen Jokowi dan Joe Biden Bertemu Jelang KTT G20 di Bali, Bahas Soal Kerjasama Nyata

Berikut ini selengkapnya informasi mengenai Joe Biden.

Profil Joe Biden

Presiden AS dengan lengkap Joseph Robinette Biden, Jr. lahir di Scranton, Pennsylvania pada 20 November 1942.

Dia merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari Catherine Eugenia Finnegan Biden dan Joseph Robinette Biden, Sr.

Dikutip dari Britannica, Biden dibesarkan di Scranton, Pennsylvania, dan daerah New Castle, Delaware,

Dia menerima gelar sarjana dari Universitas Delaware pada tahun 1965 dan gelar sarjana hukum dari Universitas Syracuse di New York pada tahun 1968.

Biden menikah pada tahuh 1966 dengan Neilia Hunter dan memiliki tiga anak.

Perjalanan Karier

Setelah lulus dari sekolah hukum, Biden kembali ke Delaware untuk bekerja sebagai pengacara sebelum dengan cepat beralih ke politik, melayani di dewan county New Castle dari tahun 1970 hingga 1972.

Dia terpilih menjadi anggota Senat AS pada tahun 1972 pada usia 29 tahun, menjadi senator termuda kelima dalam sejarah.

Sekitar sebulan kemudian, istri dan bayi perempuannya tewas dalam kecelakaan mobil, dan kedua putranya terluka parah.

Meskipun dia mempertimbangkan untuk menangguhkan karir politiknya, Biden dibujuk untuk bergabung dengan Senat pada tahun 1973, dan dia memenangkan pemilihan kembali enam kali, menjadi senator terlama di Delaware.

Pada tahun 1977 ia menikah dengan Jill Jacobs, seorang pendidik, dan mereka kemudian memiliki seorang putri.

Selain perannya sebagai senator AS, Biden juga menjadi asisten profesor (1991–2008) di Wilmington, Delaware, cabang Fakultas Hukum Universitas Widener.

Sebagai senator, Biden fokus pada hubungan luar negeri, peradilan pidana, dan kebijakan narkoba.

Dia bertugas di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, dua kali sebagai ketuanya (2001–2003; 2007–2009), dan di Komite Kehakiman, menjabat sebagai ketuanya dari 1987 hingga 1995.

Dia sangat blak-blakan tentang isu-isu yang berkaitan dengan Kosovo konflik akhir 90-an, mendesak tindakan AS terhadap pasukan Serbia untuk melindungi Kosovo dari serangan oleh Pres Serbia.

Tentang Perang Irak (2003–2011), Biden mengusulkan rencana partisi sebagai cara untuk mempertahankan Irak yang bersatu dan damai.

Biden juga adalah anggota Kaukus Kontrol Narkotika Internasional dan merupakan senator utama yang menulis undang-undang yang mendirikan kantor "tsar narkoba", sebuah posisi yang mengawasi kebijakan pengendalian narkoba nasional.

Wakil Presiden Amerika Serikat ke-47

Pada 23 Agustus 2008, Barack Obama secara resmi mengumumkan pemilihan Biden sebagai calon wakil presiden Partai Demokrat, dan pada 27 Agustus Obama dan Biden mengamankan nominasi Partai Demokrat.

Pada 4 November, tiket Obama-Biden mengalahkan John McCain dan pasangannya, Sarah Palin, dan Biden juga dengan mudah memenangkan pemilihan kembali ke kursi Senat AS.

Ia mengundurkan diri dari jabatan Senat sesaat sebelum dilantik sebagai wakil presiden pada 20 Januari 2009.

Pada November 2012, Obama dan Biden terpilih kembali untuk masa jabatan kedua, mengalahkan pasangan Republik dari Mitt Romney dan Paul Ryan.

Sebagai Wakil Presiden, Biden melanjutkan kepemimpinannya pada isu-isu penting yang dihadapi bangsa dan mewakili negara kita di luar negeri.

Wakil Presiden Biden mengadakan sesi Kabinet Presiden, memimpin upaya antarlembaga, dan bekerja dengan Kongres dalam perjuangannya untuk meningkatkan standar hidup kelas menengah Amerika, mengurangi kekerasan senjata, mengatasi kekerasan terhadap perempuan, dan mengakhiri kanker seperti yang kita ketahui.

Mengutip Whitehouse, Biden membantu Presiden Obama lulus dan kemudian mengawasi penerapan Undang-Undang Pemulihan.

Rencana Presiden mencegah Depresi Hebat lainnya, menciptakan dan menyelamatkan jutaan pekerjaan, dan menyebabkan pertumbuhan pekerjaan selama 75 bulan tanpa gangguan pada akhir pemerintahan.

Baca juga: Bincang Hangat dengan Jokowi, Biden Tekankan Isu Kemitraan dengan Indonesia

Dan Biden melakukan semuanya dengan kurang dari 1 persen pemborosan, penyalahgunaan, atau penipuan program pemerintah paling efisien dalam sejarah AS.

Presiden Obama dan Wakil Presiden Biden juga mengamankan pengesahan Undang-Undang Perawatan Terjangkau, yang mengurangi jumlah orang Amerika yang tidak diasuransikan sebesar 20 juta pada saat mereka meninggalkan kantor dan melarang perusahaan asuransi menolak pertanggungan karena kondisi yang sudah ada sebelumnya.

Dia menjabat sebagai orang penting untuk diplomasi AS di seluruh Belahan Barat, memperkuat hubungan dengan sekutu kami baik di Eropa dan Asia-Pasifik, dan memimpin upaya untuk membawa pulang 150.000 tentara dari Irak.

Dalam sebuah upacara di Gedung Putih, Presiden Obama menganugerahi Biden Presidential Medal of Freedom with Distinction — penghargaan sipil tertinggi negara.

Pencalonan sebagai Presiden AS

Pada 25 April 2019, Biden mengumumkan pencalonannya sebagai Presiden Amerika Serikat.

Pencalonan Biden dibangun sejak awal sekitar 3 pilar: perjuangan untuk jiwa bangsa kita, kebutuhan untuk membangun kembali kelas menengah kita, tulang punggung negara kita, dan seruan persatuan, untuk bertindak sebagai Satu Amerika.

Itu adalah pesan yang hanya akan mendapatkan lebih banyak resonansi di tahun 2020 saat kita menghadapi pandemi, krisis ekonomi, seruan mendesak untuk keadilan rasial, dan ancaman perubahan iklim yang nyata.

(Tribunnews.com/Yurika)