Israel Pasang Senjata Robot yang Dapat Tembakkan Peluru hingga Geranat Kejut ke Demonstran Palestina
Israel memasang senjata robot di Tepi Barat. Senjata itu dapat menembakkan gas air mata hingga geranat kejut ke demonstran Palestina.
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Daryono
Dengan satu sentuhan tombol, tentara yang berada di dalam menara penjaga dapat menembak ke sasaran yang dipilih.
Tentara mengatakan sistem sedang diuji pada tahap ini dan hanya menembakkan senjata tidak mematikan yang digunakan untuk pengendalian massa, seperti peluru berujung spons dan gas air mata.

Baca juga: Terpilih Jadi Perdana Menteri Lagi, Benjamin Netanyahu Mulai Bentuk Koalisi Pemerintahan Israel
Warga Al-Aroub mengatakan menara telah berulang kali membasahi kamp di lereng bukit dengan gas.
"Kami tidak membuka jendela, kami tidak membuka pintu. Kami tahu untuk tidak membuka apa pun," kata penjaga toko Hussein al-Muzyeen.
Senjata robot semakin banyak digunakan di seluruh dunia, dengan militer memperluas penggunaan drone untuk melakukan serangan mematikan dari Ukraina ke Ethiopia.
Senjata yang dikendalikan dari jarak jauh seperti sistem Israel di Tepi Barat telah digunakan oleh Amerika Serikat di Irak, oleh Korea Selatan di sepanjang perbatasan dengan Korea Utara, dan oleh berbagai kelompok pemberontak Suriah.
Israel, yang dikenal dengan teknologi militernya yang canggih, adalah salah satu produsen drone top dunia yang mampu meluncurkan rudal yang dipandu dengan presisi.
Negara itu telah membangun pagar di sepanjang perbatasannya dengan Jalur Gaza yang dilengkapi dengan radar dan sensor bawah tanah dan bawah air.
Di atas tanah, Israel menggunakan kendaraan robot dilengkapi dengan kamera dan senapan mesin untuk berpatroli di perbatasan yang tidak stabil.
Militer juga menguji dan menggunakan teknologi pengawasan canggih seperti pengenalan wajah dan pengumpulan data biometrik pada warga Palestina yang menavigasi rutinitas pendudukan, seperti mengajukan izin perjalanan Israel.
"Israel menggunakan teknologi sebagai sarana untuk mengontrol penduduk sipil," kata Dror Sadot, juru bicara kelompok hak asasi Israel B'Tselem.
Dia mengatakan bahwa senjata yang seharusnya tidak mematikan seperti peluru spons dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan bahkan mematikan.
Menara di Al-Aroub dibangun oleh Smart Shooter, sebuah perusahaan yang membuat sistem pengendalian tembakan yang dikatakan secara signifikan meningkatkan akurasi, mematikan, dan kesadaran situasional senjata kecil.
Perusahaan membanggakan kontrak dengan puluhan militer di seluruh dunia, termasuk Angkatan Darat Amerika Serikat (AS).
Berbicara di kantor pusat perusahaan di Kibbutz Yagur di Israel utara, Kepala Eksekutif Michal Mor mengatakan senjata itu membutuhkan pemilihan target dan amunisi oleh manusia.