Israel Pasang Senjata Robot yang Dapat Tembakkan Peluru hingga Geranat Kejut ke Demonstran Palestina
Israel memasang senjata robot di Tepi Barat. Senjata itu dapat menembakkan gas air mata hingga geranat kejut ke demonstran Palestina.
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Daryono
"Mereka selalu memiliki laki-laki dalam lingkaran yang membuat keputusan mengenai target yang sah," katanya.

Baca juga: Tembakan Pasukan Israel Tewaskan 2 Warga Palestina di Pos Pemeriksaan Militer Nablus
Dia mengatakan sistem meminimalkan korban dengan menjauhkan tentara dari kekerasan dan membatasi kerusakan tambahan dengan membuat tembakan lebih akurat.
Di daerah padat penduduk seperti Al-Aroub, katanya tentara dapat memantau orang-orang tertentu di tengah kerumunan dan mengunci menara ke bagian tubuh tertentu.
Sistem menyala hanya setelah algoritme menilai faktor kompleks seperti kecepatan angin, jarak, dan kecepatan.
Militer mengatakan perlindungan semacam itu meminimalkan risiko bagi tentara dan meningkatkan pengawasan atas aktivitas mereka.
Ia juga mengatakan teknologi tersebut memungkinkan tentara untuk menargetkan area tubuh yang kurang sensitif untuk meminimalkan bahaya dan menghindari penembakan orang yang lewat.
“Dengan cara ini, sistem mengurangi kemungkinan kebakaran yang tidak akurat,” katanya.
Tapi Omar Shakir, Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch, mengatakan Israel sedang meluncur ke arah dehumanisasi digital sistem senjata.
Dengan menggunakan teknologi seperti itu, Shakir mengatakan Israel menciptakan tong mesiu untuk pelanggaran hak asasi manusia.
Kekerasan di Tepi Barat telah melonjak selama beberapa bulan terakhir karena Israel telah meningkatkan serangan penangkapan setelah serentetan serangan Palestina di wilayah Israel yang menewaskan 19 orang musim semi lalu.
Kekerasan tersebut telah menewaskan lebih dari 130 warga Palestina tahun ini dan setidaknya 10 warga Israel lainnya tewas dalam serangan baru-baru ini.
Israel mengatakan serangan itu bertujuan untuk membongkar infrastruktur militan dan terpaksa bertindak karena kelambanan pasukan keamanan Palestina.
Bagi warga Palestina, serangan malam ke kota-kota mereka telah melemahkan pasukan keamanan mereka sendiri dan memperketat cengkeraman Israel atas tanah yang mereka inginkan untuk negara yang mereka harapkan. Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967.
Di Al-Aroub, warga mengatakan mesin-mesin itu menyala tanpa peringatan.
“Itu sangat cepat, bahkan lebih cepat dari tentara,” kata Kamel Abu Hishesh, seorang siswa berusia 19 tahun.
Dia menggambarkan bentrokan hampir setiap malam di mana tentara menyerbu kamp saat senjata otomatis menembakkan gas air mata ke atas dan ke bawah bukit.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)