Israel Pasang Senjata Robot yang Dapat Tembakkan Peluru hingga Geranat Kejut ke Demonstran Palestina
Israel memasang senjata robot di Tepi Barat. Senjata itu dapat menembakkan gas air mata hingga geranat kejut ke demonstran Palestina.
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Di dua titik rawan di Tepi Barat yang diduduki, Israel telah memasang senjata robotik.
Senjata itu dapat menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru berujung spons ke pengunjuk rasa Palestina.
Senjata-senjata itu, bertengger di atas kamp pengungsi Palestina yang padat dan di kota Tepi Barat, menggunakan kecerdasan buatan untuk melacak target.
Israel mengatakan teknologi itu menyelamatkan nyawa, baik orang Israel maupun Palestina.
Tetapi para kritikus melihat langkah lain menuju realitas distopia, di mana Israel menyempurnakan pendudukan terbukanya atas orang-orang Palestina sambil menjaga tentaranya dari bahaya.
Senjata baru itu datang pada saat ketegangan meningkat di Tepi Barat.
Baca juga: Serangan Udara Israel Hantam Suriah, 2 Tentara Tewas dan 3 Terluka
Kemenangan oleh aliansi garis keras mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menimbulkan kekhawatiran akan lebih banyak kekerasan.
Menara kembar, masing-masing dilengkapi dengan lensa pengawas dan laras senapan, baru-baru ini dipasang di atas menara penjaga yang dilengkapi dengan kamera pengintai yang menghadap ke kamp pengungsi Al-Aroub di Tepi Barat selatan.
Ketika pengunjuk rasa muda Palestina turun ke jalan-jalan sambil melemparkan batu dan bom molotov ke arah tentara Israel, senjata robot itu melepaskan gas air mata atau peluru berujung spons ke arah mereka, kata para saksi mata.
Sekitar sebulan yang lalu, militer juga menempatkan robot di dekat kota Hebron, tempat tentara sering bentrok dengan warga Palestina yang melempar batu.
Tentara menolak membocorkan apakah akan menyebarkan sistem itu di tempat lain di Tepi Barat.
Aktivis Palestina Issa Amro mengatakan warga Hebron khawatir senjata baru itu mungkin disalahgunakan atau diretas tanpa pertanggungjawaban dalam situasi yang berpotensi mematikan.
Orang-orang juga membenci apa yang mereka katakan sebagai uji coba senjata terhadap warga sipil, tambahnya.
"Kami bukan pelatihan dan simulasi untuk perusahaan Israel. Ini adalah sesuatu yang baru yang harus dihentikan," katanya sebagaimana dikutip AP News.
Tidak ada tentara di samping mesin. Sebaliknya, senjata dioperasikan dengan remote control.