Rabu, 27 Agustus 2025

Sebar Video Presiden Sudan Selatan Ngompol, 6 Jurnalis Ditangkap oleh Kepolisian

6 jurnalis Sudan Selatan ditangkap oleh kepolisian karena penyebaran video Presiden Sudan Selatan yang terlihat mengompol pada Desember 2022.

Twitter/SouthSudanGOV
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit - 6 jurnalis di sebuah media berita Sudan Selatan ditangkap polisi karena menyebarkan video Presiden Sudan Selatan yang mengompol. 

TRIBUNNEWS.COM - Enam jurnalis South Sudan Broadcasting Corporation (SSBC) ditangkap karena terlibat dalam penyebaran video viral yang menunjukkan Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir Mayardit, mengompol selama acara resmi.

Mereka ditangkap pada hari Selasa (3/1/2023) setelah videonya menjadi viral, menurut pernyataan Persatuan Jurnalis Sudan Selatan (UJOSS), Jumat (6/1/2023).

Di antara enam jurnalis yang ditahan adalah direktur ruang kendali stasiun, editor konten, dan beberapa juru kamera serta teknisi yang diduga hadir selama perekaman video.

Sebelumnya, Kementerian Penerangan Sudan Selatan telah melakukan penyelidikan terkait pihak yang terlibat dalam perekaman video itu.

Hingga kini, pihak berwenang Sudan Selatan sedang memproses kasus ini, dikutip dari DW.

Baca juga: Indonesia Resmi Punya Hubungan Diplomatik dengan Sudan Selatan, Dubes Segera Ditunjuk

Video viral Presiden Sudan Selatan mengompol

Rekaman oleh media berita South Sudan Broadcasting Corporation (SSBC) menunjukkan Presiden Sudan Selatan yang berusia 71 tahun berdiri selama lagu kebangsaan pada upacara pembukaan pada bulan Desember 2022 di Ibu Kota Juba.

Rekaman itu kemudian mengarah ke celana Presiden Sudan Selatan yang memperlihatkan bercak seperti noda yang menyebar sebelum kamera dialihkan.

Video SSBC ditayangkan pada bulan Desember 2022 dan dibagikan secara online, seperti diberitakan AP News.

Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit (Twitter/SouthSudanGOV)

Baca juga: Presiden Amerika Joe Biden Dukung Uni Afrika Jadi Anggota Tetap G20

Penyelidikan

Sumber resmi di Kementerian Penerangan Sudan Selatan (UJOSS) mengatakan, para jurnalis di Sudan Selatan membantu penyelidikan.

UJOSS menyerukan kesimpulan cepat untuk penyelidikan oleh National Security Service (NSS) dalam sebuah pernyataan.

Ia mengatakan staf SSBC telah ditangkap karena dicurigai memiliki "pengetahuan tentang perilisan 'rekaman tertentu' ke publik."

"Jika ada kasus pelanggaran profesional atau pelanggaran prima facie maka biarkan pihak berwenang mempercepat proses administratif atau hukum untuk menangani masalah ini secara adil, transparan dan sesuai dengan hukum," kata ketua serikat pekerja Oyet Patrick Charles, seperti diberitakan ABC News.

Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit (Twitter/SouthSudanGOV)

Baca juga: Belanda Minta Maaf Atas Perbudakan di Masa Lalu, Termasuk Indonesia dan Afrika

Situs berita lokal Sudans Post melaporkan jurnalis lain di negara itu khawatir dengan pelecehan dari NSS saat mencari kemungkinan pelakunya.

Reporters Without Borders menempatkan Sudan Selatan di peringkat 128 dari 180 negara dalam hal kebebasan pers pada tahun 2022.

Angka ini turun lebih dari 10 peringkat dari indeks tahun 2021.

Salva Kiir Mayardit telah menjadi Presiden Sudan Selatan sejak negara itu memperoleh kemerdekaannya pada tahun 2011.

Dia telah menunda pemilihan presiden beberapa kali, dengan pemilihan berikutnya dijadwalkan pada tahun 2024.

Kemerdekaan itu terjadi ketika para pemimpin perlahan-lahan menerapkan kesepakatan damai 2018 yang mengakhiri perang saudara lima tahun.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Sudan Selatan

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan