Minggu, 10 Agustus 2025

FBI: Grup Peretas Korea Utara Lazarus Group dan APT38 Curi Kripto AS Senilai Rp1,4 Triliun

Peretas Korea Utara berada di balik pencurian aset digital senilai $100 juta dari sebuah perusahaan crypto AS tahun lalu, menurut penegak hukum AS.

freepik.com
Ilustrasi hacker. - FBI mengatakan grup peretas Korea Utara, Lazarus Group dan APT38 berada di balik pencurian kripto Amerika Serikat (AS) tahun lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - FBI mengatakan grup peretas Korea Utara, Lazarus Group dan APT38 berada di balik pencurian kripto Amerika Serikat (AS) tahun lalu.

Berdasarkan pernyataan yang dibagikan oleh FBI pada Senin (23/1/2023), kelompok hacker itu membobol kripto Harmony Juni lalu.

Dikutip Al Jazeera, hacker Korea menggunakan protokol privasi Railgun untuk mencuci Ethereum senilai lebih dari $60 juta yang dicuri saat beraksi.

"Sebagian dikirim ke beberapa penyedia layanan aset virtual dan diubah menjadi Bitcoin," kata FBI.

Diwartakan Reuters, Harmony, yang berkantor pusat di California, mengumumkan pada Juni bahwa peretas mencuri koin digital senilai $100 juta atau senilai Rp 1,4 triliun dari Horizon bridge, - atau yang disebut blockchain brige.

Baca juga: Peretas China Curi Dana Bantuan Covid-19 Amerika Serikat hingga Puluhan Juta Dolar

Blockchain brige merupakan jaringan yang digunakan untuk memindahkan mata uang kripto di antara jaringan blockchain yang berbeda. 

FBI peringatkan soal operasi malware

FBI, yang sebelumnya mengeluarkan peringatan tentang kampanye malware yang digunakan dalam pencurian yang dijuluki "TraderTraitor".

Badan tersebut mengatakan telah membekukan sebagian dana dengan kerja sama beberapa penyedia layanan aset virtual.

FBI mengatakan akan terus bekerja untuk "mengidentifikasi dan mengganggu" upaya untuk mencuri dan mencuci mata uang kripto yang mendukung program rudal dan senjata nuklir ilegal negara itu.

"FBI akan terus mengungkap dan memerangi penggunaan aktivitas terlarang oleh DPRK - termasuk kejahatan dunia maya dan pencurian mata uang virtual - untuk menghasilkan pendapatan bagi rezim," kata FBI, mengacu pada akronim nama resmi negara itu, Republik Rakyat Demokratik. Korea.

Baca juga: Diminta Waspada, Kepolisian Jepang Sebut Peretas dari Korea Utara Bidik Perusahaan Kripto

Ilustrasi peretas. - FBI mengatakan grup peretas Korea Utara, Lazarus Group dan APT38 berada di balik pencurian kripto Amerika Serikat (AS) tahun lalu.
Ilustrasi peretas. - FBI mengatakan grup peretas Korea Utara, Lazarus Group dan APT38 berada di balik pencurian kripto Amerika Serikat (AS) tahun lalu. (Pixabay)

Pencurian kripto untuk mendanai pengembangan rudal balistik jarak jauh dan senjata nuklir

Korea Utara telah dituduh oleh pejabat AS dan PBB mendalangi kampanye pencurian dunia maya untuk mendanai kegiatannya, termasuk pengembangan rudal balistik jarak jauh dan senjata nuklir.

Badan mata-mata Korea Selatan mengatakan pada bulan Desember bahwa peretas Korea Utara telah mencuri sekitar 1,5 triliun won Korea Selatan ($1,2 miliar) dalam aset virtual selama lima tahun terakhir, termasuk 800 miliar won Korea Selatan ($650,5 juta) pada tahun 2022 saja.

Perusahaan analisis Blockchain Chainalysis mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis pada Januari tahun lalu bahwa nilai aset yang dicuri dalam serangan siber terkait Korea Utara tumbuh sebesar 40 persen dari 2020 hingga 2021.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan