Kamis, 28 Agustus 2025

Gempa di Turki

Korban Tewas Akibat Gempa Turki Diperkirakan Mencapai 10.000 Orang

Gempa bumi dahsyat yang melanda Turki pada Senin (6/2/2023) waktu setempat diperkirakan menewaskan 10.000 orang.

Editor: Hasanudin Aco
AFP/MOHAMMED AL-RIFAI
Seorang pria berdiri di samping puing-puing bangunan setelah gempa bumi di kota Sarmada di pedesaan provinsi Idlib Suriah barat laut, pada awal 6 Februari 2023. - Gempa berkekuatan 7,8 melanda Turki dan Suriah pada 6 Februari, menewaskan ratusan orang saat mereka tidur, meratakan bangunan, dan mengirimkan getaran yang terasa hingga pulau Siprus dan Mesir. (Photo by Mohammed AL-RIFAI / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, TURKI - Gempa bumi dahsyat yang melanda Turki pada Senin (6/2/2023) waktu setempat diperkirakan menewaskan 10.000 orang.

Gempa yang juga dirasakan negara tetangga Turki seperti Suriah, Israel, dan Palestina itu hingga berita ini diturunkan telah menewaskan 1.500 orang.

Korban terbanyak terjadi di Turki dan Suriah.

Survei United States Geological Survey/USGS atau Badan Geologi Amerika Serikat  memperkirakan jumlah korban tewas 10.000 sebab hingga kini masih banyak warga yang terjebak di reruntuhan bangunan yang ambruk akibat gempa.

USGS mengatakan ada peluang 47 persen untuk menjangkau antara 1.000 hingga 10.000 korban. 

Baca juga: Gempa Susulan M 7,5 Kembali Guncang Turki, Korban Tewas Saat Ini Lebih 1.000 Orang

Sedangkan ada peluang 27% untuk menjangkau antara 100 dan 1.000 dan peluang 20% ​​untuk menjangkau antara 10.000 dan 100.000 korban gempa.

Perkiraan USGS berasal dari pemodelan berdasarkan sejarah gempa bumi di wilayah tersebut, populasi yang terkena goncangan terberat, dan kerentanan struktur di zona gempa yang paling terpukul.

Laporan  itu juga memperkirakan kerugian ekonomi kemungkinan akan berkisar antara $1 miliar hingga $10 miliar  atau sekitar 2% dari PDB Turki.

Data Sementara 1.500 Orang Tewas

Hingga berita ini diturunkan, Senin (6/2/2023) malam waktu Indonesia, lebih dari 1.500 orang dilaporkan tewas.

Tim penyelamat berupaya untuk menarik korban yang selamat dari bawah reruntuhan setelah gempa dahsyat melanda.

Sejumlah wilayah di Turki dan Suriah terlihat hancur akibat gempa terutama di perbatasan.

Gempa bumi  berkekuatan magnitudo (M) 7,8  mengguncang Turki, Senin (6/2/2023) pagi waktu setempat.

Badan gempa bumi setempat menjelaskan gempa terjadi pukul 4.17 pagi di dekat kota Gaziantep, yang berbatasan dengan Suriah.

Kerasnya gempa bahkan membuat getarannya terasa hingga negara tetangga, Palestina Gaza dan Tel Aviv Israel.

Gempa kedua dengan kekuatan 7,5 magnitudo kembali mengguncang Turki, tepatnya di Distrik Elbistan Provinsi Kahramanmaras, Senin (6/2/2023).

Elbistan terletak sekitar 128 Km di utara Gaziantep, dimana episentrum gempa pertama melanda Turki pagi tadi.

Gempa kedua ini terjadi pada pukul 13.24 waktu setempat.

Pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Gawat Darurat Turki menyatakan gempa ini bukanlah gempa susulan dan berbeda dengan gempa pagi tadi.

Penyebab Gempa Turki Begitu Besar

Gempa Turki ini tergolong sangat besar.

Lantas, apa yang menyebabkan gempa di Turki menjadi sangat mematikan?

Dikutip dari BBC, gempa di Turki berada di sekitar wilayah ketidakstabilan yang disebut sesar Anatolia Timur.

Sesar ini membentang dari barat daya ke barat laut perbatasan tenggara Turki.

Seismolog telah lama menyadari bahwa patahan ini sangat berbahaya, meski belum ada aktivitas signifikan selama lebih dari 100 tahun.

Namun sesar ini bertanggung jawab atas gempa bumi yang sangat merusak di masa lalu.

Secara khusus, pada 13 Agustus 1882, ketika itu menyebabkan gempa bumi berkekuatan 7,4 SR, jauh lebih kecil dari 7,8 yang tercatat hari ini.

Meski begitu, gempa bumi abad ke-19 itu mengakibatkan kerusakan besar pada kota-kota di daerah tersebut.

Tercatat ada 7.000 kematian di Kota Allepo. Gempa susulan yang merusak berlanjut selama hampir satu tahun.

Pada 1999, lebih dari 17.000 orang tewas menyusul gempa kuat yang meluluhlantakkan bagian barat laut negara tersebut.

Mengenal Lempeng Anatolia

Wilayah Mediterania Timur atau Anatolia adalah salah satu topik geosains yang paling membingungkan dan paling banyak diteliti saat ini.

Dikutip dari geo.arizona.edu, blok Anatolia, disebut demikian karena merupakan fragmen litosfer yang relatif kecil yang bergerak secara independen dari lempeng tektonik utama di sekitarnya.

Secara geografis, blok ini sebagian besar terdiri dari Laut Aegea dan negara-negara Turki, Yunani, Siprus, dan Kreta.

Kawasan ini merupakan salah satu kawasan paling aktif secara seismik di dunia akibat interaksi 3 lempeng tektonik utama yang mengelilingi blok Anatolia.

Pertama ada Lempeng Eurasia terletak di sebelah utara Patahan Anatolia Utara, sebuah patahan geser besar yang serupa dengan Patahan San Andreas di Amerika Utara bagian barat.

Lalu ada Lempeng Arab menekan blok Anatolia di timur Turki, mengarah ke pembentukan dataran tinggi dan vulkanisme di Turki dan cekungan penghasil minyak di Timur Tengah.

Kemudian Lempeng Afrika mensubduksi di bawah Laut Aegea dan Turki tengah dan barat, menciptakan busur vulkanik Aegean yang terdiri dari (dari barat ke timur) Methana, Milos, Santorini, dan Nisyros.

Anatolia telah diciptakan melalui penggabungan terran pulau-busur kecil dan platform karbonat selama penutupan lautan Paleotethys dan Neotethys sejak Trias Akhir (230 juta tahun yang lalu), merupakan bagian dari sabuk orogenik Alpine-Himalaya yang membentang dari Pegunungan Alpen di Eropa Barat hingga Asia Tenggara.

Pengukuran GPS menunjukkan bahwa blok Anatolia bergerak berlawanan arah jarum jam sehubungan dengan Eurasia, dan merupakan salah satu contoh buku teks dari teori "pelarian tektonik".

Sumber: BBC Indonesia/CNN

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan