Jumat, 5 September 2025

Gempa di Turki

Update Gempa Turki dan Suriah: Lebih dari 28.000 Orang Tewas, Penjarahan Meluas di Kota

Update gempa Turki dan Suriah: Lebih dari 28.000 orang tewas, penjarahan meluas di Kota korban gempa. Turki tingkatkan keamanan bagi tim penyelamat.

AFP/-
Pandangan udara ini menunjukkan bangunan yang runtuh selama pencarian penyelamatan yang sedang berlangsung di Hatay, tenggara Turki, pada 8 Februari 2023, dua hari setelah gempa kuat melanda wilayah tersebut. - Para pencari masih menarik korban selamat pada 8 Februari dari puing-puing gempa bumi yang menewaskan lebih dari 11.200 orang di Turki dan Suriah, bahkan saat jendela penyelamatan menyempit. Selama dua hari dua malam sejak gempa berkekuatan 7,8, ribuan pencari telah bekerja dalam suhu yang sangat dingin untuk menemukan mereka yang masih hidup di bawah bangunan rata di kedua sisi perbatasan. (Photo by DHA (Demiroren News Agency) / AFP) / - Turkey OUT 

TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 28.000 orang meninggal dunia akibat gempa Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023).

Di Turki, 24.617 orang meninggal dunia.

Sementara itu, di Suriah tercatat 3.575 orang meninggal dunia, menurut penghitungan pada Minggu (12/2/2023), dikutip dari BBC dan CNN Internasional.

Tim penyelamat masih melakukan evakuasi di reruntuhan bangunan.

Pada pencarian ke-135 jam pasca-gempa, masih ditemukan korban selamat, dikutip dari Al Jazeera.

Pada jam ke-132, seorang balita diselamatkan, dan beberapa jam sebelumnya, seorang pria dan wanita diselamatkan hidup-hidup.

Baca juga: Pemerintah RI Kirim Bantuan Kemanusiaan Korban Gempa Turki, Tim Penyelamat, Logistik hingga Dokter

Selain itu, pemerintah berencana membuka kembali bandara di kota itu dalam waktu 24 jam.

Landasan pacu bandara rusak parah.

Sehingga, mereka bilang akan menggunakan aspal.

Perbaikan bandara akan sangat penting untuk penerbangan bantuan karena kebutuhan bantuan sangat mendesak.

Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. (Photo by Adem ALTAN / AFP)
Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. (Photo by Adem ALTAN / AFP) (AFP/ADEM ALTAN)

Baca juga: Gempa Dahsyat Terjadi Saat Politik di Turki Semakin Terpolarisasi, Erdogan Kian Anti Kritik

Penjarahan Meluas di Kota

Selama proses evakuasi, relawan di Antakya mengatakan penggeledahan menambah tugas berat mereka.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia akan mengambil tindakan keras terhadap para penjarah.

"Kami telah menyatakan keadaan darurat," katanya saat berkunjung ke zona bencana, dikutip dari Al Jazeera.

“Artinya, mulai saat ini orang-orang yang terlibat penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka,” katanya.

Seorang penduduk mengatakan dia menyaksikan penjarahan pada hari-hari pertama setelah gempa Senin sebelum meninggalkan kota menuju desa.

“Orang-orang menghancurkan jendela dan pagar toko dan mobil,” kata Mehmet Bok (26) yang sekarang kembali ke Antakya dan mencari rekan kerja di gedung runtuh.

Sejumlah 48 penjarah telah ditangkap oleh otoritas Turki.

Para tersangka ditahan di delapan provinsi berbeda sebagai bagian dari penyelidikan penjarahan.

Pada hari Sabtu (11/2/2023), dua kelompok penyelamat dan bantuan Jerman menghentikan operasi, dengan alasan masalah keamanan di tengah laporan tembakan.

Tim Austria juga sempat menangguhkan pekerjaan sebelum melanjutkan.

Pemandangan udara menunjukkan petugas penyelamat menggali puing-puing bangunan di kota Jindayris yang dikuasai pemberontak pada 9 Februari 2023, tiga hari setelah gempa mematikan yang melanda Turki dan Suriah. - Gempa berkekuatan 7,8 pada awal 6 Februari telah menewaskan lebih dari 17.000 orang di Turki dan Suriah yang dilanda perang, menurut pejabat dan petugas medis di kedua negara, meratakan seluruh lingkungan. (Photo by Mohammed AL-RIFAI / AFP)
Pemandangan udara menunjukkan petugas penyelamat menggali puing-puing bangunan di kota Jindayris yang dikuasai pemberontak pada 9 Februari 2023, tiga hari setelah gempa mematikan yang melanda Turki dan Suriah. - Gempa berkekuatan 7,8 pada awal 6 Februari telah menewaskan lebih dari 17.000 orang di Turki dan Suriah yang dilanda perang, menurut pejabat dan petugas medis di kedua negara, meratakan seluruh lingkungan. (Photo by Mohammed AL-RIFAI / AFP) (AFP/MOHAMMED AL-RIFAI)

Baca juga: Lambannya Respons Penanganan Gempa Turki Bikin Erdogan Rentan Disingkirkan Lawan Politik

Bentrokan di Lokasi Pencarian Korban Gempa

Keamanan diperkirakan akan memburuk karena persediaan makanan berkurang

Seorang juru bicara militer Austria mengatakan bentrokan terjadi pada Sabtu pagi.

Bentrokan ini terjadi antara kelompok tak dikenal di provinsi Hatay.

Akibatnya, puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah base camp dengan organisasi internasional lainnya.

"Ada peningkatan agresi antar faksi di Turki," kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC Internasional.

"Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan," lanjutnya.

Beberapa jam setelah Austria menghentikan upaya penyelamatannya, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan bahwa tentara Turki telah turun tangan untuk memberikan perlindungan, sehingga operasi penyelamatan dilanjutkan.

Tim penyelamat Jerman mengatakan mereka akan melanjutkan pekerjaan segera setelah pihak berwenang Turki menganggap situasi aman.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Gempa di Turki dan Suriah

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan