Jumat, 22 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ultimatum China ke AS Soal Konflik Ukraina: Jangan Tambah Bahan Bakar ke Api

Pernyataan ini disampaikannya dalam Konferensi Keamanan Munich 2023 di Jerman pada Sabtu lalu.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (kiri) dan Wakil Presiden AS Kamala Harris
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (kiri) dan Wakil Presiden AS Kamala Harris berjabat tangan saat mereka bertemu di Konferensi Keamanan Munich (MSC) di Munich, Jerman selatan, pada 18 Februari 2023. Konferensi Keamanan Munich berlangsung dari 17 hingga 19 Februari, Tahun 2023 menyatukan para pemimpin dunia menjelang ulang tahun pertama invasi Rusia ke Ukraina saat Kyiv meningkatkan permintaan untuk lebih banyak senjata. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS. COM, MUENCHEN - Kepala Kantor Urusan Luar Negeri Pusat Partai Komunis Tiongkok Wang Yi mengatakan bahwa posisi resmi China dalam konflik Ukraina adalah mendukung negosiasi untuk perdamaian.

Pernyataan ini disampaikannya dalam Konferensi Keamanan Munich 2023 di Jerman pada Sabtu lalu.

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (20/2/2023), Yi telah memperingatkan AS agar tidak memicu konflik di Ukraina, di mana Rusia saat ini sedang melanjutkan operasi militer khususnya.

"Sebagai kekuatan besar, AS harus berkontribusi pada solusi politik untuk krisis, tidak menambahkan bahan bakar ke api dan mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan dari itu," kata Yi saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di sela-sela Konferensi Keamanan Munich 2023.

Menurutnya, China berpegang pada posisi konstruktif terkait krisis di Ukraina dan mendukung proses negosiasi.

"China tidak akan pernah mentolerir instruksi AS atau bahkan ancaman untuk menekan hubungan Rusia dan China," tegas Yi.

Ia sebelumnya mengatakan bahwa China akan menyusun dan menyajikan dokumen, di mana posisinya terhadap krisis Ukraina akan diuraikan pada akhir Februari ini.

Baca juga: Inggris Dukung Negara Manapun yang Bersedia Kirim Jet Tempur ke Ukraina

"Mengenai masalah Ukraina, sikap China bermuara pada mendukung pembicaraan untuk perdamaian. Kami akan mengajukan makalah tentang posisi China dalam penyelesaian krisis politik Ukraina dan tetap teguh di sisi perdamaian serta dialog," papar Yi menggarisbawahi.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam siaran pers bahwa selama pembicaraan dengan Yi, Blinken 'memperingatkan tentang implikasi dan konsekuensi jika China memberikan dukungan material kepada Rusia atau bantuan dengan penghindaran sanksi sistemik.'.

Ini terjadi setelah kantor media AS mengutip sumber tanpa nama yang mengatakan bahwa AS meyakini bahwa China mungkin memberikan bantuan militer tidak mematikan ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pun khawatir China juga sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan bantuan mematikan.

Kantor berita tersebut juga menambahkan bahwa sumber tersebut menolak untuk menguraikan apa saja bantuan militer yang tidak mematikan, dan hanya mengklaim bahwa itu dapat mencakup perlengkapan untuk serangan musim semi yang diklaim militer Rusia, termasuk seragam atau bahkan pelindung tubuh.

Terlepas dari sanksi yang diberikan terhadap Rusia, negara-negara Barat meningkatkan bantuan militer mereka kepada rezim Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah langkah yang disebut Rusia akan menambah perpanjangan konflik Ukraina.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan