Trending
Perang Rusia di Ukraina, Zelensky Sambut Rencana Perdamaian China tapi Tolak Kompromi dengan Putin
Volodymyr Zelensky dengan hati-hati menyambut rencana perdamaian China untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina, tetapi tolak kompromi dengan Putin.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dengan hati-hati menyambut rencana perdamaian China untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina.
Tetapi, proposal tersebut akan diterima jika Presiden Rusia, Vladimir Putin menarik pasukannya keluar dari semua wilayah Ukraina yang diduduki.
Berbicara pada konferensi pers di Kyiv untuk menandai peringatan pertama serangan besar-besaran Moskow, Zelensky mengatakan ingin percaya Beijing tertarik pada perdamaian yang adil.
"Itu berarti tidak memasok senjata ke Rusia," katanya, seperti dikutip Guardian.
"Saya melakukan yang terbaik untuk mencegah hal itu terjadi," tegasnya.
Di satu sisi, para pemimpin Barat meragukan proposal tersebut.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-367: Tank Leopard 2 Polandia Pertama Tiba di Ukraina
Sekutu barat berpendapat bahwa Beijing tidak memiliki kredibilitas internasional untuk bertindak sebagai mediator.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menggambarkan gagasan China untuk ikut campur negosiasi perang adalah "tidak rasional".
"Putin bertepuk tangan, jadi bagaimana bisa bagus?," ucap Biden kepada ABC News.
"Saya tidak melihat apa pun dalam rencana tersebut yang menunjukkan ada sesuatu yang akan bermanfaat bagi siapa pun selain Rusia, jika rencana China diikuti," bebernya.
Sektor pertambangan dijatuhi sanksi
Washington memberlakukan sanksi baru terhadap sektor pertambangan Rusia dengan menaikkan pungutan impor atas lebih dari 100 logam, mineral dan produk kimia negara itu.
Baca juga: Kanada Pasok Empat Tank Leopard ke Ukraina, Berlakukan Sanksi Baru untuk Rusia

Dikutip dari laman Russia Today, AS mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Jumat (24/2/2023) kemarin, bahwa langkah itu dilakukan pada peringatan satu tahun operasi militer Rusia di Ukraina.
Dikatakan, langkah-langkah tersebut 'dirancang untuk menargetkan komoditas utama Rusia yang menghasilkan pendapatan bagi Kremlin sambil mengurangi ketergantungan AS pada Rusia'.
"Tindakan hari ini akan menghasilkan peningkatan tarif pada lebih dari 100 logam, mineral, dan produk kimia Rusia senilai sekitar 2,8 miliar dolar AS untuk Rusia."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.