Kamis, 11 September 2025

Profil Li Qiang, Perdana Menteri Baru China yang Ditunjuk Presiden Xi Jinping

Mantan ketua Partai Komunis Shanghai itu memiliki tugas untuk menghidupkan kembali ekonomi China yang terpuruk selama pandemi.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
GREG BAKER / POOL / AFP
Perdana Menteri China Li Qiang yang baru terpilih mengambil sumpah setelah terpilih selama sesi pleno keempat Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 11 Maret 2023. 

Sebuah proyek yang berupaya menciptakan kota-kota kecil yang memiliki "iklim pro-bisnis" dan "lingkungan fisik yang baik", diterima dengan sangat baik sehingga mendapat dukungan Xi Jinping.

Proyek itu juga diperluas ke bagian lain China lainnya.

Mulai tahun 2016, Li Qiang menjabat sebagai sekretaris partai provinsi Jiangsu untuk beberapa saat sebelum diangkat sebagai sekretaris partai Shanghai.

Dia juga diangkat sebagai anggota Politbiro PKC pada tahun yang sama, menandakan kebangkitan nasionalnya.

Pujian dan kritik

Selama bertugas di Shanghai, Li Qiang dipuji karena prospek bisnisnya yang pro, mengundang banyak investasi asing ke kota.

Pada masa pemerintahannya, Tesla membangun gigafactory pertamanya di luar Amerika Serikat di kota tersebut.

Tesla memiliki kepemilikan tunggal atas pabrik itu, menjadi pembuat mobil asing pertama di China yang sepenuhnya memiliki pabriknya, kata laporan CNN.

Pada 2019, Li Qiang membuka Pasar STAR Bursa Efek Shanghai.

Pasar STAR Bursa Efek Shanghai disebut-sebut sebagai Shanghai yang setara dengan NASDAQ Amerika.

Media pemerintah China menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk memberi perusahaan sains dan teknologi China akses yang lebih besar ke pasar modal.

Li Qiang yang menjabat sebagai Sekretaris Partai Shanghai telah dipilih Presiden Xi Jinping menjadi anggota Komite Tetap Politbiro (PSC) dalam Kongres ke-20 Partai Komunis China (PKC).
Li Qiang yang menjabat sebagai Sekretaris Partai Shanghai telah dipilih Presiden Xi Jinping menjadi anggota Komite Tetap Politbiro (PSC) dalam Kongres ke-20 Partai Komunis China (PKC). (Tangkap Layar South China Morning Post)

Baca juga: Xi Jinping Resmi jadi Presiden 3 Periode, Menjadi Sejarah Baru Bagi China

Li Qiang juga memperkenalkan kebijakan populer seperti menurunkan ambang batas bagi migran internal untuk mendapatkan izin tinggal dan menciptakan lima kota baru untuk mengurangi kekurangan pasokan lahan di Shanghai.

Namun, pandemi Covid-19 dan kebijakan nol-Covid China sangat merusak Shanghai secara ekonomi.

Cara Li Qiang mengatasi krisis tak luput dari kritik.

Dia mengatur kebijakan lockdown yang membuat kota yang ramai itu terhenti dan membuat warga marah.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan