Sabtu, 23 Agustus 2025

Pertemuan Xi Jinping-Putin di Kremlin: Proposal perdamaian China dapat akhiri perang, tapi 'Ukraina dan negara Barat belum siap damai', kata Putin

Proposal perdamaian usulan China mengenai konflik di Ukraina dapat dijadikan landasan untuk mengakhiri perang, kata Vladimir Putin.…

Proposal perdamaian usulan China mengenai konflik di Ukraina dapat dijadikan landasan untuk mengakhiri perang, kata Vladimir Putin.

Namun Putin mengatakan rencana itu dapat dijalankan apabila ‘negara-negara Barat dan Kyiv’ siap berdamai.

Pemimpin Rusia itu bertemu Presiden China, Xi Jinping pada Selasa (21/3) di Moskow.

Mereka membahas konflik Rusia-Ukraina serta hubungan Rusia-China.

Rencana perdamaian yang digagas China, yang dirilis bulan lalu, tidak meminta secara eksplisit agar Rusia meninggalkan Ukraina.

Dalam 12 poin utamanya, China menyarankan agar kedua negara melakukan perundingan damai dan menghormati kedaulatan nasional masing-masing, tanpa proposal khusus.

Namun, Ukraina mendesak Rusia menarik diri dari wilayahnya sebagai syarat untuk melakukan pembicaraan apa pun.

Sampai sejauh ini, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Rusia siap untuk melakukan itu.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan pada Senin (20/3) bahwa melakukan gencatan senjata sebelum Rusia keluar dari Ukraina sama saja dengan “secara efektif mendukung ratifikasi penaklukan Rusia”.

Apa yang dihasilkan dari pertemuan Putin dengan Xi?

Dalam konferensi pers usai pembicaraan dengan Xi berakhir, Putin mengatakan: “Banyak syarat-syarat dalam rencana damai China yang bisa dijadikan landasan untuk menyelesaikan konflik dengan Ukraina, kapan pun negara-negara Barat dan Kyiv siap untuk itu.”

Tetapi Rusia belum melihat “kesiapan” dari pihak lawannya, tambah Putin.

Berdiri bersama Presiden Rusia, Xi Jinping mengatakan pemerintahnya menginginkan terwujudnya perdamaian dan dialog antar negara serta bahwa China berada di ‘sisi yang tepat dalam sejarah’.

Ia mengeklaim China berada di ‘posisi imparsial’ terkait perang Ukraina, sehingga negaranya berpotensi menjadi perantara perdamaian.

Kedua pemimpin itu juga membahas pertumbuhan perdagangan, energi, dan hubungan politik antara Rusia dan China.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan