Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, kemarahan warganet tertuju pada Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster
Berdasarkan analisis Drone Emprit, kemarahan terhadap orang-orang yang kontra dengan atas kehadiran tim Israel dan berakibatnya gagalnya Piala
"Atau secara politis Indonesia akan dicoret dari keikutsertaan dalam bidding event-event lain.
"Tapi itu tergantung eksaminasi atau penilaian FIFA."
Apa dampaknya bagi para pemain?
Kusnaeni menjelaskan Piala Dunia U-20 merupakan mimpi panjang yang kerap dinantikan oleh para pemain muda. Karena terakhir kali Indonesia ikut Piala Dunia U-20 pada tahun 1977 atau 46 tahun silam.
Untuk pertandingan ini, timnas sudah mempersiapkan diri sejak dua tahun lalu, ditangani oleh pelatih dengan bayaran super mahal, hingga mendatangkan pemain luar.
Keinginan mereka, kata Kusnaeni, hanya ingin membela Indonesia di ajang tertinggi.
"Jadi meskipun main melalui jalur gratis, pembatalan ini menjadi akhir mimpi panjang yang sekarang entah berapa lama lagi harus mereka impikan," ujarnya.
"Ketika tinggal selangkah lagi menuju ke event yang sama, tiba-tiba mimpinya diruntuhkan dan kita berpotensi dihukum."
Itu mengapa, ia menilai suara kekecewaan dari para pemain dan masyarakat bisa dimaklumi. Sebab peluang untuk menang sangat "realistis".
BREAKING NEWS !!!
— Kepa Argawinata (@KepaArgawinata2) March 29, 2023
Inilah para Pemain yg membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan yg membuat FIFA mem Banned Indonesia
Puas kan kalian PDIP, PKS, Ganjar, Wayan Koster, Hasto Kristiyanto, Puan, FPI, HTI, MUI !!! pic.twitter.com/VxJWGpj2E2
Tapi lebih dari itu, lewat Piala Dunia U-20 ini sebetulnya bisa menjadi "trigger" untuk mendorong percepatan dalam hal kelayakan infrastruktur stadion, tata kelola pelaksanaan pertandingan.
"Namun momentum itu hilang dengan batalnya Piala Dunia."
Adapun mengenai suara-suara di media sosial yang mensyukuri dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 usai terjadinya tragedi Kanjuruhan, dinilai tidak relevan.
Sebab penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah terjadi pada Oktober 2019.
"Saya bisa memahami karena publik melihat langkah-langkah yang dilakukan menyikapi Kanjuruhan tidak maksimal."
"Akan tetapi Piala Dunia ini tidak terkait langsung dengan Kanjuruhan," jelas Kusnaeni.
Hamdallah, sekarang usut tragedi kanjuruhan sampai tuntas
— Bhagavad Sambadha (@fullmoonfolks) March 29, 2023
Kalau mikul mandat buat ngejamin nyawa + keselamatan warganya sendiri aja ngga bisa ngga usah sok2an nambah ide jadi EO javascript:void(0)
Seperti apa respons para tokoh?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.