Jumat, 12 September 2025

Resmi Ditahan, Berikut Daftar Dakwaan Pidana yang Menjerat Mantan Presiden Amerika Donald Trump

Trump dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan pidana yang dijeratkan padanya, termasuk atas tuduhan kasus suap kepada bintang porno.

ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP
Mantan presiden AS Donald Trump meninggalkan Pengadilan Kriminal Manhattan di New York City pada 4 April 2023. Mantan Presiden AS Donald Trump akan diperiksa, diambil sidik jarinya, dan akan diambil fotonya di gedung pengadilan Manhattan pada sore hari tanggal 4 April 2023 , sebelum tampil di hadapan hakim sebagai presiden Amerika pertama yang menghadapi tuntutan pidana. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi ditahan di kantor kejaksaan distrik Manhattan di Manhattan Bawah ,Amerika pada Selasa (4/4/2023).

Trump dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan pidana yang dijeratkan padanya, termasuk atas tuduhan kasus suap kepada bintang porno Stormy Daniels selama kampanye pemilu presiden AS tahun 2016.

"Ini adalah kejahatan-kejahatan di Negara Bagian New York, dan tidak peduli siapa Anda. Kami tidak dapat dan tidak akan membiarkan perilaku kriminal yang serius," kata Jaksa Wilayah Manhattan, Alvin Bragg.

Baca juga: Stormy Daniels, Bintang Film Dewasa di Kasus Suap Mantan Presiden AS Donald Trump

Tak hanya kasus suap terhadap Stormy Daniels, dalam pembacaan sidang yang digelar di Pengadilan Manhattan pada Selasa kemarin, mantan presiden AS ke 54 ini juga didakwa atas 34 kasus lainnya.

Meski Trump dengan tegas menyangkal tuduhan tersebut, namun berkat bukti yang dikumpulkan pengadilan Manhattan mantan presiden Amerika itu terpaksa ditahan sementara setelah menjalani sidang dakwaan.

Berikut rangkuman kasus besar yang didakwakan Pengadilan Manhattan terhadap Donald Trump:

1. Kasus Suap Stormy Daniels

Trump dituduh membungkam bintang porno Stormy Daniels, agar tutup mulut terkait skandal seks yang melibatkannya pada 2006 silam.

Dalam kasus tersebut, Trump mengutus pengacara Michael Cohen sebagai kaki tangannya untuk membayar uang suap kepada Daniels melalui perusahaan cangkang.

Menurut informasi yang beredar, penyuapan sebesar 130.000 dolar AS tersebut dilakukan untuk membersihkan nama baik Trump agar Daniels bungkam selama kampanye presiden AS digelar. Sehingga Trump dapat memenangkan perolehan nilai dalam pemilihan presiden di tahun 2016.

Kasus ini sebenarnya berawal dari penyelidikan jaksa wilayah ke Organisasi Trump. Fakta terkuak saat Trump mengganti sang pengacara Michael Cohen. Alasan tersebut yang membuat jaksa curiga dan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap fakta lain yang disembunyikan Donald Trump.

2. Intervensi Hasil Pemilu di Georgia

Selain skandal suap, Trump juga dituding memaksa Gubernur Negara Bagian Georgia, Brian Kemp, untuk mengubah hasil pemungutan suara pilpres AS yang memenangkan Joe Biden di wilayah tersebut.

Trum diketahui telah meminta Kemp menggelar sesi khusus untuk meyakinkan legislator memilih para voters yang mendukungnya menang.

Tak hanya itu Trump juga kedapatan menelepon Sekretaris Negara Georgia, Brad Raffensperger pada Januari 2021, untuk mencari suara yang dibutuhkan untuk membatalkan kekalahannya di Georgia.

Atas kasus ini, Trump didakwa melanggar tiga UU pemilu Georgia yakni konspirasi untuk melakukan penipuan pemilu, ajakan tindakan kriminal untuk melakukan penipuan pemilu, dan campur tangan yang disengaja dalam pelaksanaan pemilu, seperti yang dikutip dari CNBC International.

3. Memalsukan Catatan Bisnis New York

Jaksa Bragg mengumumkan bahwa Trump terbukti memalsukan catatan bisnis dengan tujuan untuk menyembunyikan kejahatan lainnya.

Bragg mengatakan Trump berulang kali membuat pernyataan palsu pada catatan bisnisnya di New York dan menyebabkan orang lain membuat pernyataan palsu.

“Terdakwa Donald J Trump memalsukan catatan bisnis New York untuk menyembunyikan konspirasi ilegal untuk merusak integritas pilpres 2016 dan pelanggaran undang-undang pemilu lainnya,” Jaksa AS, Chris Conroy.

4. Menyembunyikan Dokumen Negara

Trump diduga secara ilegal menyimpan banyak dokumen rahasia negara di rumahnya, pasca lengser dari Gedung Putih.

Biro Investigasi Federal (FBI) menemukan lebih dari 11 ribu dokumen dan foto negara di kediaman Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Florida. Dokumen itu ditemukan saat penggeledahan pada 8 Agustus tahun lalu.

Selain dokumen dan foto, dalam penggeledahan tersebut FBI juga menemukan 48 folder kosong yang diberi label "rahasia" di kediaman Trump.

5. Dalang Utama Dibalik Serangan Gedung Capitol

Trump diketahui juga menerima tuduhan sebagai dalang utama dibalik serangan Gedung Capitol. Penyerangan yang terjadi pada Januari tahun lalu itu bermula setelah ribuan massa pendukung Donald Trump berkumpul di Ellipse, dekat Gedung Putih, untuk mendengarkan pidato Trump dalam pawai bertajuk 'Selamatkan Amerika'.

Pidato tersebut digelar bertepatan dengan proses penghitungan pasca pemilihan presiden baru AS. Akan tetapi di tengah proses penghitungan, ratusan pendukung Trump merangsek masuk ke Gedung Capitol hingga merusak banyak ruangan, termasuk ruangan Ketua DPR Nancy Pelosi.

Imbas serangan tersebut 5 orang dinyatakan tewas sementara ratusan orang lainnya mengalami luka – luka. Banyak penyelidik menilai demonstrasi tersebut merupakan puncak dari konspirasi kriminal Trump untuk tetap berkuasa, terlepas dari kekalahannya di pilpres 2022.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan