Minggu, 7 September 2025

Krisis Myanmar

133 Orang Tewas dalam Serangan Udara Junta Myanmar, Jasad Hangus Berserakan

Sedikitnya 133 orang, termasuk wanita dan anak-anak tewas dalam serangan bom di Kanbalu, Sagaing tengah pada Selasa (11/4/2023)

CNN/Kelompok Aktivis Kyunhla
Foto yang disediakan oleh Kelompok Aktivis Kyunhla ini menunjukkan akibat dari serangan udara di desa Pazigyi di kotapraja Kanbalu di wilayah Sagaing, Myanmar, pada 11 April. 

- Amerika Serikat

Departemen Luar Negeri AS mengatakan "sangat prihatin" tentang serangan udara dan meminta rezim untuk "menghentikan kekerasan yang mengerikan."

“Serangan kekerasan ini semakin menggarisbawahi pengabaian rezim terhadap kehidupan manusia dan tanggung jawabnya atas krisis politik dan kemanusiaan yang mengerikan di Burma setelah kudeta Februari 2021,” katanya, menggunakan nama alternatif untuk Myanmar.

Baca juga: Divonis 7 Tahun Lagi, Total Hukuman Aung San Suu Kyi Menjadi 33 Tahun Penjara

Para pengunjuk rasa memegang gambar pemimpin sipil Aung San Suu Kyi yang ditahan di luar Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok pada 1 Februari 2023, untuk menandai peringatan kedua kudeta di Myanmar. Militer Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021, menggulingkan pemerintah sipil dan menangkap pemimpin de factonya, Aung San Suu Kyi. Lebih dari 2.800 orang telah terbunuh, menurut PBB, dan ribuan lainnya telah ditangkap ketika junta melancarkan tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat.
Para pengunjuk rasa memegang gambar pemimpin sipil Aung San Suu Kyi yang ditahan di luar Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok pada 1 Februari 2023, untuk menandai peringatan kedua kudeta di Myanmar. Militer Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021, menggulingkan pemerintah sipil dan menangkap pemimpin de factonya, Aung San Suu Kyi. Lebih dari 2.800 orang telah terbunuh, menurut PBB, dan ribuan lainnya telah ditangkap ketika junta melancarkan tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat. (Jack TAYLOR / AFP)

Kembali mengingat, sudah lebih dua tahun sejak Junta merebut kekuasaan dan menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis.

Junta juga memenjarakan pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Secara teratur, Junta melakukan serangan udara dan serangan darat terhadap target yang disebutnya sebagai "teroris".

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan