Jumat, 5 September 2025

Virus Corona

India Alami Lonjakan Kasus Subvarian Baru Omicron XBB.1.16, Ini yang Perlu Diketahui Soal Arcturus

India sedang mengalami lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang diyakini didorong oleh subvarian Omicron XBB.1.16 yang dikenal sebagai Arcturus.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Financial Express
Ilustrasi Covid-19 - India sedang mengalami lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang diyakini didorong oleh subvarian Omicron XBB.1.16 yang dikenal sebagai Arcturus. Berikut hal-hal yang perlu anda ketahui tentang subvarian baru Covid-19 ini. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - India sedang mengalami lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang diyakini didorong oleh subvarian Omicron XBB.1.16 yang dikenal sebagai Arcturus.

Kantor berita India New Delhi Television melaporkan bahwa negara itu mencatat lebih dari 10.000 kasus Covid-19 baru dalam waktu 24 jam terakhir.

Angka ini 30 persen lebih banyak dari jumlah yang tercatat pada hari sebelumnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengatakan sedang memantau subvarian XBB.1.16.

Baca juga: Subvarian Arcturus Muncul di Indonesia, Lebih Mudah Menular, Lindungi dengan Vaksin Booster

Berikut hal-hal yang perlu anda ketahui tentang subvarian baru Covid-19 ini:

Apa itu subvarian Arcturus?

Dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (15/4/2023), Arcturus atau XBB.1.16 adalah subvarian dari varian Omicron yang sedang dipantau WHO 'karena memiliki potensi perubahan yang perlu untuk diawasi dengan baik'.

Subvarian ini kali pertama terdeteksi pada Januari 2023, dan ditambahkan ke daftar varian WHO yang sedang dipantau pada 22 Maret lalu.

Ini adalah subvarian rekombinan atau hibrida dari BA.2.10.1 dan BA.2.75, yang merupakan turunan dari varian Omicron BA.2.

"Ada sekitar 800 urutan virus dari 22 negara," kata WHO saat konferensi pers pada 29 Maret lalu.

Kebanyakan dari subvarian ini berasal dari India, di mana XBB.1.16 telah menggantikan subvarian lain yang beredar.

Profilnya mirip dengan subvarian XBB.1.5, namun memiliki mutasi tambahan pada protein lonjakan, yang menunjukkan peningkatan infektivitas dalam penelitian laboratorium, serta potensi peningkatan patogenisitasyang mengacu pada kemampuan suatu organisme untuk menyebabkan penyakit.

Baca juga: Pasien Subvarian Arcturus Alami Batuk dan Radang Paru-paru, Warga Bergejala Dianjurkan ke Faskes

Sebuah studi dari Universitas Tokyo menunjukkan bahwa subvarian tersebut menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada galur XBB.1 dan XBB.1.5.

Studi mencatat bahwa subvarian tersebut berpotensi menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan