Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pengamat Internasional Kritik Proposal Prabowo Soal Rusia-Ukraina: Wajar Saja Jika Ditolak

Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov menilai proposal perdamaian yang ditawarkan Prabowo merugikan negaranya.

Editor: Erik S
Anatolii Stepanov / AFP
Seorang penduduk lokal berjalan di depan mural yang menggambarkan seorang wanita dengan seorang anak di dinding bangunan tempat tinggal yang rusak berat di kota garis depan Avdiivka, wilayah Donetsk pada 25 April 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Anatolii Stepanov / AFP 

“Wilayah yang mana yang dimaksud oleh Prabowo? Kalaupun kita mau berargumen bahwa wilayah yang sedang diklaim dikuasai sebagai ‘wilayah sengketa’, bukankah kita sedang memberi hadiah pada agresor? Apakah kita sedang berargumen bahwa negara kuat boleh menginvasi, lalu nanti bisa referendum di sana?,” ujar Radityo.

Di sisi lain, Radityo menilai ada masalah teknis dan prinsip dalam proposal yang ditawarkan oleh Prabowo. Dia juga mempertanyakan posisi dan kepentingan Indonesia melalui proposal yang dibawa oleh Prabowo.

Dia juga berkata proposal itu tidak memposisikan Rusia sebagai agresor dan justru melemahkan posisi tawar Ukraina. Proposal ini masih bias “great power” tapi seakan berusaha menjadi penengah dan netral.

"Selain itu, proposal ini bias karena hanya didasarkan pengalaman Rusia dan Asia, tanpa menghitung trauma sejarah Eropa Timur dan negara bekas Soviet."

"Imperialisme Rusia di masa Soviet tidak diperhitungkan dan justru Indonesia meminta Ukraina dengan legowo duduk bersama bekas penjajahnya."

Baca juga: Ukraina Tolak Usulan Perdamaian dari Indonesia: Proposal Aneh dan Pro Rusia

“Analoginya: Meminta Ukraina duduk bersama Rusia tanpa ada jaminan keamanan, sama saja dengan meminta korban perkosaan duduk dan berdamai dengan pemerkosanya. Bukannya solider dan berempati, kita justru melakukan gaslighting pada korban (Ukraina) dengan mengatakan ‘ini demi wargamu’,” ujar Radityo.

Radityo menambahkan proposal dari Prabowo seolah melanggengkan argumen “might is right” dalam politik global dengan dalih “ini realitasnya”.

“Kalau memang ini yang diinginkan, maka Indonesia harus bersiap ketika nanti ada wilayah kita yang diambil, kita harus terima pembentukan DMZ dan referendum,” ujar Radityo.

Lebih dari itu, dia berkata ketidakjelasan dan amatirnya proposal yang ditawarkan Prabowo memunculkan pertanyaan siapa yang sebetulnya menyusun.

"Selain itu, apakah sudah dikoordinasikan dengan Presiden dan Kemlu, serta  apakah proposal ini hanya “cek ombak” saja."

Usulan Prabowo

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyampaikan lima sarannya untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit, Singapura, Jumat (2/6/2023).

"Karena itu saya ingin mengambil kesempatan ini untuk merekomendasikan bagi saudara-saudara kita di Ukraina dan di Rusia untuk secepat mungkin menghentikan permusuhan,” kata Prabowo.

Ia mengusulkan agar Dialog Shangri-La ini dapat menemukan cara yang mendesak Ukraina dan Rusia segera memulai negosiasi perdamaian.

Ia pun mengusulkan beberapa garis besar saran resolusi konflik.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved