Makanan Korea yang berasal dari 1.700 tahun lalu
Dari daerah pegunungan di Gyeonggi-do, seorang biksuni bernama WooKwan Sunim merintis gerakan kuliner kuil yang memiliki akar sejarah…
Paul Stafford
BBC Travel
Dari daerah pegunungan di Gyeonggi-do, seorang biksuni bernama WooKwan Sunim merintis gerakan kuliner kuil yang memiliki akar sejarah kuno tapi dengan selera modern.
"Setiap kali saya pergi ke gunung, saya bisa melihat semua hal yang bisa dimakan di sana. Makanan ada di mana-mana."
WooKwan Sunim berjalan melintasi dedaunan yang membusuk dan pinus kecokelatan, sembari berhati-hati menjaga kebersihan jubah abu-abunya.
Bagi orang-orang seperti WooKwan Sunim yang tahu apa yang harus dicari, hutan di sekitar Kuil Gameun, dekat kota Icheon, Korea Selatan, penuh dengan tanaman yang bisa dimakan.
Setiap tahun, akar ginseng bersembunyi di bawah tanaman carmine; kelompok jamur tiram beludru (songi beoseot dalam bahasa Korea) mekar di antara pohon tumbang; dan cabang-cabang semak rempah meledak seperti kembang api dengan bunga kuning yang dikenal sebagai bunga jahe.
Sebagai seorang biksuni selama hampir 40 tahun, WooKwan adalah master masakan kuil Korea. Dia sering kembali ke Gameun membawa keranjang yang sarat dengan jarum pinus segar, jantung artichoke liar, bunga sakura, biji ginkgo gemuk, dan daun teratai yang gagah.
Tanaman-tanaman itu akan dia olah untuk dijadikan acar, difermentasi, dikeringkan atau digarami untuk digunakan di kemudian hari.
Tidak peduli musim, tanah menentukan menu di kuil-kuil Buddha di seluruh Korea. Di sanalah kuliner organik, vegetarian, tanpa limbah, berumur lebih tua daripada kuil itu sendiri.
"Ketika bergabung dengan kehidupan biksuni atau biksu, kami mulai mempelajari makanan kuil, karena kami memakannya setiap hari," kata WooKwan, yang lahir dari keluarga Kristen dan menganut agama tersebut sebelum menemukan ajaran Buddha hampir 40 tahun yang lalu.
Dia mempelajari ajaran agama Buddha dan masakan kuil dari para lama di New Delhi dan Seoul, sebelum menetap dengan damai di Gameun untuk menyempurnakan keahliannya.
"Di dunia, menurut saya, makanan terbaik adalah makanan kuil Korea," kata WooKwan.
Dia menambahkan bahwa "makanan kuil Korea bukanlah masakan yang sempurna". "Di Korea, ada anggapan bahwa makanan kuil tidak enak, tapi baik untuk kesehatan."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.