Jumat, 22 Agustus 2025

Makanan Korea yang berasal dari 1.700 tahun lalu

Dari daerah pegunungan di Gyeonggi-do, seorang biksuni bernama WooKwan Sunim merintis gerakan kuliner kuil yang memiliki akar sejarah…

Kebaikan adalah akar pembuatan resep; WooKwan ingin membuat hidangan berbahan lebih lembut agar bisa dikunyah dengan nyaman oleh para tetua.

Resep baru dibuat dengan filosofi yang tidak berubah selama berabad-abad.

“Makanan enak bukan hanya makanan yang terasa enak. Makanan enak berarti apa yang Anda butuhkan,” katanya.

Anda dapat mengetahui hanya dengan melihat hidangan yang disajikan bahwa bahan-bahan masakan WooKwan tidak hanya sehat, tetapi juga terlihat bagus dengan menyeimbangkan tekstur dan warna.

Akar teratai yang lembut diberi taburan kenari yang dihancurkan dan cabai merah yang dipotong dadu; gulungan rumput laut kenyal diparut di atas sup selada laut; dan kue renyah dari nasi ketan goreng dikemas dengan mugwort dan labu berbentuk kubus.

Setiap orang mendapat menu yang sedikit berbeda. "Orang-orang semakin kecanduan hanya pada makanan yang terasa enak," kata WooKwan.

Padahal, di zaman modern, makanan enak sering kali makanan olahan dan dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan.

"Kami mencoba mendengarkan bunyi tubuh kami, itu adalah suara."

Makanan kuil Korea bertujuan memperbaiki ketidakseimbangan yang diciptakan pola makan modern anorganik.

“Kita butuh rasa asin, manis, dan asam, semua jenis, tapi tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Perlu harmoni dan keseimbangan yang baik,” katanya.

"Saya suka hidup sederhana. Hidup lebih baik jika sederhana, jadi makanan juga butuh resep sederhana. Tidak rumit. Tidak terlalu banyak. Maka Anda akan mengembangkan kehidupan yang bebas."

Itu adalah filosofi kuliner yang dapat didengarkan bagi siapa saja yang pernah berupaya menyeimbangkan batasan waktu dengan pola makan sehat.

Rebusan terong, tomat, dan cabai ala WooKwan hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk dimasak. Siapa bilang makanan cepat saji harus berdampak buruk untuk Anda?

Anda dapat membaca artikel ini dalam bahasa Inggris berjudul The 1,700-year legacy of Korean temple cuisine pada laman BBC Travel

Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan