Senin, 18 Agustus 2025

Kasus siswa bakar sekolah di Temanggung, karena diduga 'sering dirundung' - 'Bullying di Indonesia sudah mengkhawatirkan'

Kasus perundungan atau bullying yang terjadi di sekolah-sekolah di Indonesia disebut "sudah mengkhawatirkan lantaran sampai mengakibatkan…

Dalam kasus siswa SMP di Temanggung, Jawa Tengah, yang membakar sekolahnya sendiri karena mengaku sakit hati kerap dirundung teman-temannya, Retno menilai pihak sekolah tidak memahami kondisi psikologi siswanya itu.

"Artinya memang kita tidak punya kemampuan membaca [psikologi] anak-anak. Karena tanda anak stres itu ada rasa tidak nyaman di perut atau mual. Ini kan tidak dipahami pihak sekolah," ujar Retno.

Kejadian pembakaran sekolah di Temanggung itu berlangsung pada Selasa (27/06).

Siswa kelas VII berinisial R tersebut disebut telah menyiapkan bahan yang digunakan untuk membakar sekolahnya sejak sepekan sebelum kejadian.

Dia membuat benda menyerupai molotov dari botol bekas yang diisi cairan khusus yang dicampur dengan gas sebagai pemicu api.

R diketahui meletakkan botol itu di halaman sekolah.

Kapolres Temanggung, Agus Puryadi, menyebut alasan R membakar sekolahnya karena sakit hati lantaran sering dikeroyok oleh teman-temannya dan diejek menggunakan nama orangtuanya.

Selain itu dia juga merasa tidak dihargai oleh gurunya.

Akan tetapi Kepala SMP Negeri 2 Pringsurat, Bejo Pranoto, menyebut kepribadian R kerap mencari perhatian guru. Tanpa menerangkan tindakan perundungan yang dialami R.

"Saat melakukan kesalahan dan dipanggil oleh guru, dia sering kali berpura-pura muntah atau bahkan kesurupan," kata Bejo seperti dilansir Kompas.com.

Mengapa perundungan terus terjadi dan sulit diatasi?

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menjelaskan ada tiga persoalan mengapa perundungan sulit diatasi.

Pertama, dilatari oleh anggapan kalangan anak muda bahwa tindakan perundungan sebagai sesuatu yang "keren" sehingga "menginspirasi orang lain" bahkan dijadikan contoh.

"Bullying tidak dianggap sesuatu yang tabu, tapi jadi tren dan terjadi di mana-mana," imbuhnya.

Kedua, tidak adanya sistem pengaduan dan perlindungan bagi korban perundungan di sekolah. Bahkan kendati terjadi di banyak tempat tindakan tersebut tidak disikapi dengan serius oleh pihak berwenang.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan