Selasa, 19 Agustus 2025

Capres Ekuador Sempat Terima Ancaman Pembunuhan dari Kartel Narkoba Sebelum Tewas Ditembak

Fernando Villavicencio disebut sempat menerima ancaman pembunuhan dari berbagai pihak sebelum tewas ditembak pada Rabu (9/8/2023) malam waktu setempat

Editor: Daryono
Instagram @fernandovillavicencioec
Capres Ekuador, Fernando Villavicencio yang tewas dalam sebuah penembakan setelah dirinya melakukan kampanye di utara ibu kota Ekuador, Quito pada Rabu (9/8/2023). Fernando Villavicencio disebut sempat menerima ancaman pembunuhan dari berbagai pihak sebelum tewas ditembak pada Rabu (9/8/2023) malam waktu setempat 

Pada video berdurasi 1 menit 44 detik itu, tampak Villavicencio yang memakai kacamata, kaos, serta rompi biru gelap dan celana khaki tengah keluar dari tempat kampanye dan hendak memasuki mobil.

Villavicencio tampak dikawal dengan sejumlah petugas keamanan di antara kerumunan pendukung.

Lalu, Villavicencio memasuki mobil, dan pada momen itulah terdengar tembakan setikdanya sebanyak enam kali.

Rentetan tembakan ini pun membuat pendukung dan orang yang di sekitar lokasi kejadian panik dan merunduk.

Profil Fernando Villavicencio

Salah satu capres di Ekuador, Fernando Villavicencio tewas setelah ditembak oleh seorang pria sebanyak tiga kali usai melakukan kampanye di utara ibu kota Ekuador, Quito pada Rabu (8/8/2023) malam waktu setempat.
Salah satu capres di Ekuador, Fernando Villavicencio tewas setelah ditembak oleh seorang pria sebanyak tiga kali usai melakukan kampanye di utara ibu kota Ekuador, Quito pada Rabu (8/8/2023) malam waktu setempat. (Wikipedia)

Dikutip dari dw.com, Fernando Villavicencio (59) merupakan mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak milik negara, Petroecuador dan setelah itu bekerja sebagai jurnalis usai mengecam dugaan kerugian kontrak minya hingga jutaan dolar.

Kemudian, ia terpilih menjadi anggota dewan Ekuador pada tahun 2017 hingga masa jabatannya selesai pada bulan Mei 2023.

Villavicencio merupakan salah satu orang yang kritis menentang korupsi khususnya selama kepemimpinan Presiden Rafael Correa pada tahun 2007-2017.

Salah satu anggota tim kampanye Villavicencio mengungkapkan selama berkampanye, ia mendapat ancaman pembunuhan setiap minggu.

Sehingga ketika berpergian, Villavicencio harus dijaga oleh polisi.

Villavicencio pun meninggalkan seorang istri dan lima anaknya usai tewas ditembak.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan