Konflik Rusia Vs Ukraina
Kala Ancaman Rudal Sarmat Berhulu Ledak Nuklir Rusia Menyapa Langsung Amerika Serikat
AS mungkin berada dalam bahaya jika serangan rudal Rusia dilancarkan langsung ke negara tersebut, merujuk pada jangkauan terbaru Rudal Sarmat RS-23
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
“Pesan paling penting yang harus kami kirimkan kepada Amerika adalah bahwa kami tidak akan berperang dengan Anda di Eropa,” katanya dalam klip yang kemudian diposting di Twitter, oleh penasihat urusan dalam negeri Ukraina, Anton Gerashchenko.
“Sebagai respons terhadap serangan Anda terhadap fasilitas militer atau sipil Rusia, serangan pertama akan menjadi serangan terbatas preventif terhadap sasaran di wilayah Amerika Serikat,” katanya kepada pembawa acara 60 Minutes, Yevgeny Popov.
Pekan lalu, Rusia mengumumkan bahwa sistem rudal strategis Sarmat miliknya, yang dapat menjangkau Amerika, telah ditugaskan untuk tugas tempur.
"Perhatian, Amerika Serikat!," tulis Geraschchenko di samping video tersebut.
“Para propagandis Rusia mengancam akan melakukan serangan nuklir di wilayah AS.”
Baca juga: Putin Tak Gertak Sambal, Rusia Aktifkan Mode Tempur Rudal Sarmat RS-23: Satan 2 Gerbang Era Nuklir?
AS Anggap Angin Lalu
Menanggapi komentar Korotchenko, Hodges mengatakan kepada Newsweek kalau pemerintah AS akhirnya menyadari bahwa kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir, sangat kecil.
“Rusia telah mengancam akan melakukan serangan nuklir sejak awal. Saya (sempat) menanggapinya dengan serius karena Rusia memiliki ribuan senjata nuklir dan karena mereka jelas tidak peduli berapa banyak orang tak bersalah yang akan mati,” katanya.
“Tetapi (kemudian) saya berpikir kalau mereka menyadari bahwa nuklir mereka sebenarnya paling efektif saat tidak digunakan. Mereka melihat bagaimana kita melakukan pencegahan terhadap diri kita sendiri,” kata Hodges.
“Krimea adalah medan yang menentukan dalam perang ini,” kata Hodges mengenai semenanjung tersebut.
Jembatan Krimea dalam beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan serangan dari Kyiv—termasuk Jembatan Kerch yang menghubungkan wilayah pendudukan dengan daratan Rusia.
“Setelah Ukraina membebaskan Krimea, maka semuanya sudah berakhir. Ukraina tahu bahwa mereka tidak akan pernah bisa merasa aman atau terjamin atau membangun kembali perekonomian mereka selama Rusia menduduki Krimea,” tambah Hodges.
(oln/*/NW)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.