Harga beras naik, Guru Besar IPB ingatkan pemerintah tidak mudah ciptakan kebijakan impor berlebihan
Kenaikan harga beras membuat sejumlah warung makan berencana mengurangi porsi nasi untuk pelanggan, meskipun di tengah situasi ini…
Di sisi lain, harga gabah kering panen (GKP) di petani juga mengalami peningkatan.
BPS melaporkan rata-rata GKP di tingkat petani pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 11,69% dibandingkan Agustus 2023. Dan, dalam satu tahun terakhir naik sebesar 26,70%.
Gabah kering giling (GKP) atau gabah siap digiling menjadi beras, harganya juga meningkat di tingkat petani, sebesar 9,26% (September dibandingkan Agustus). Harga GKP juga naik dalam satu tahun terakhir sebesar 27,31% (Year-on-Year September 2023).
Apa arti angka-angka ini di lapangan?
Tarsono, petani asal Indramayu, Jawa Barat, mengatakan kenaikan harga beras belakangan ini justru “harganya bagus” bagi petani.
“Kalau berkaca di wilayah saya, untungnya lumayan. Kalau harga beras naik, atau mahal,” kata Tarsono.
Sebagai ilustrasi, petani bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp20 juta dalam sekali panen (tiap empat bulan) untuk produksi gabah sebesar empat ton. Dengan kata lain, setiap bulan petani bisa memperoleh keuntungan Rp5 juta.
Namun, Tarsono tak memungkiri tahun ini sejumlah lahan petani di Indramayu mendapat serangan hama tikus dan tenggerek.
“Ketiga, faktor El Nino ini. Ya, memang daerah yang tadah hujan itu rebutan air sehingga terjadi banyak yang puso,” tambahnya.
Di Jawa Tengah, Suroso, mengakui kenaikan harga beras di pasaran telah menggerek kenaikan harga gabah di tingkat petani. Petani di Desa Laban, Kabupaten Sukoharjo itu mengatakan harga jual GKP (gabah basah) mencapai titik tertingga hingga Rp6.600/kilogram.
“Harga jual naik dari petani nyampe Rp6.600/kilogram untuk gabah basah langsung dari sawah. Harga kemarin Rp5.500 waktu panenan kemarin. Tadi dengar-dengar Rp6.500 sampai Rp6.600 sekarang,” kata Suroso semringah.
Namun, karena penyakit yang menyerang tanaman padi dan hama, produksi padi Suroso mengalami penurunan dibandingkan dua kali panen padi sebelumnya.
“Biasanya sekali panen itu bisa dapat 20 sak gabah basah, tapi sekarang cuma 10 – 15 sak gabah basah,” kata Suroso kepada wartawan Fajar Sodiq yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Menurut Suroso, faktor cuaca tidak mempengaruhi penurunan produksi padinya.
Di sisi lain, pemilik penggilingan padi di desa yang sama, Sri Sulastri, mengatakan harga komoditas pangan di tempatnya ini juga naik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.